Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Penanggulangan HIV/AIDS di Kota Palembang Dilakukan Melalui Tokoh Agama dan Masyarakat

Diperbarui: 10 Juli 2023   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: dentistry.uic.edu)

"Palembang ajak tokoh masyarakat cegah HIV/AIDS" Ini judul berita di sumsel.antaranews.com (8/7-2023).

Langkah Pemkot Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) itu patut dipertanyakan karena penularan HIV/AIDS terjadi karena perilaku seksual dan nonseksual orang per orang yang berisiko di ranah privat.

Itu artinya tokoh masyarakat dan tokoh agama bergerak hanya sebatas orasi di ranah moral. Jangankan tokoh masyarakat dan tokoh agama, negara dalam hal ini pemrintahpun tidak bisa masuk ke ranah privat, kecuali terkait dengan tindak pidana, karena hal itu merupakan perbuatan melawan hukum dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).

Jika hanya mengandalkan orasi hasilnya sudah bisa diperhitungkan yaitu nol besar (big nothing) karena materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS yang disosialiasikan sejak 36 tahun yang lalu, yaitu awal epidemi HIV/AIDS di Indonesia yang diakui pemerintah tahun 1987 sedangkan epidemi global sudah diakui dunia pada tahun 1981, dibumbui dengan moral dan agama yang mengaburkan fakta medis tentang HIV/AIDS sehingga menyuburkan mitos (anggapan yang salah).

Baca juga: Kasus HIV/AIDS pada Remaja Akibat Materi KIE HIV/AIDS yang Hanya Mitos

Misalnya, mengait-ngaitkan seks sebelum nikah, zina, selingkuh, melacur, seks menyimpang dan lain-lain dengan penularan HIV/AIDS. Padahal, penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks sebelum nikah, zina, selingkuh, melacur, seks menyimpang), tapi karena kondisi ketika terjadi hubungan seksual (salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom). Ini fakta medis!

Matriks: Sifat Hubungan Seksual dan Kondisi Hubungan Seksual Terkait Risiko Penularan HIV/AIDS. (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Maka, kalau tokoh masyarakat dan tokoh agama hanya menyampaikan orasi HIV/AIDS dengan balutan moran dan agama, maka hasilnya nol besar seperti yang sudah terjadi selama 39 tahun belakangan ini.

Dalam berita Kasubag Kesejahteraan Sosial Bagian Kesra, Setda Kota Palembang, Ahmad Arifin, mengatakan: "Dalam menanggungulangi HIV/AIDS, Pemkot Palembang mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam meminimalisir penularan HIV/AIDS, penyakit yang dianggap berbahaya ini."  

Perlu diluruskan HIV/AIDS bukan penyakit. HIV adalah virus yang tergolong retrorivirus yaitu virus yang bisa menggandakan diri. Di tubuh manusia yang terinfeksi HIV, virus ini menggandakan diri di sel-sel darah putih dengan menjadikannya sebagai 'pabrik' sehingga sel darah putih tersebut rusak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline