Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Serial Santet #42 Orang Lain Menumpangkan Tuyul di Rumah tapi Penghuni yang Jadi Tertuduh

Diperbarui: 2 November 2023   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: kompas.tv'Tribunnews.com/Ist)

Selepas salat malam di sebuah rumah kontrakan di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur, di awal tahun 1990-an ada sosok perempuan berambut panjang yang keluar dari kamar tengah melenggang ke arah dapur.

Saya pikir itu hanya bayangan karena selama tiga tahun tinggal di rumah itu tidak ada sesuatu yang aneh.

Beberapa tahun kemudian saya pindah ke bilangan Pisangan Timur, Jakarta Timur. Tetap tidak ada yang aneh, tapi beberapa orang selalu mengatakan rumah yang saya tempati itu gelap dan kelihatan panas.

Sama sekali saya tidak pernah berpikir ke hal-hal yang di luar pemikiran akal sehat. Tapi, (alm) Ketua RW di tempat tinggal saya berkali-kali meminta saya untuk tetirah [KBBI: pergi ke tempat lain dan tinggal sementara waktu (untuk memulihkan kesehatan dan sebagainya)]. "Pak, Ipul, tolonglah sementara tetirah," kata Pak RW itu ketika bertemu dalam berbagai kesempatan.

Saya juga selalu bertanya: Mengapa dan untuk apa?

Tapi, dengan nada rendah Pak RW itu hanya mengatakan, "Ya, tetirah saja dulu, Pak!"

Sampai beberapa tahun saya tidak ikuti anjuran Pak RW. Pada waktunya saya menjalani pengobatan alternatif ke Banten karena beberapa keluhan yang saya alami tidak bisa disembuhkan dengan obat medis.

Setelah berobat ke Banten barulah semuanya terkuak. Rupanya, saya jadi sasaran santet karena jadi tumbal untuk pesugihan yang dilakukan kerabat mantan orang dekat.

Saya ingat betul ketika baru masuk ke rumah Bu Haji Emun di Pandeglang, Banten, Bu Haji geleng-gelang sambil berdecak: "Kalau Bapak tidak rajin puasa Senin-Kemis dan salat malam, Bapak ke sini sudah di kursi roda."

Saya bingung sambil mengurut dada dan mengucap syukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline