Kata 'berkeliaran' tidak tepat karena yang berkeliaran hewan bukan manusia, apakah yang 'berkeliaran' pengidap HIV/AIDS secara umum atau pekerja seks
"Di Tanah Jawa Berkeliaran Penderita HIV-AIDS, DPRD Simalungun Minta Cafe Liar Ditertibkan." Ini judul berita di lintangnews.com (28/9-2022).
Disebutkan dalam berita jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Simalungun, Sumut, 200-an. Namun, perlu diingat bahwa angka ini tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena ada warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi.
Hal itu terjadi karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).
Selain itu perlu dipahami ada warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi. Apakah yang maksud 'berkeliaran' dalam berita ini warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi atau pekerja seks?
Pemakaian kata 'berkeliaran' tidak tepat karena yang berkeliaran hewan atau binatang bukan manusia.
Lagi pula penularan HIV/AIDS tidak terjadi melalui pergaulan sehari-hari, seperti berbicara, bersalaman, rangkulan dan makan bersama.
Biar pun pengidap HIV/AIDS banyak di sekitar kita tidak akan pernah terjadi penularan HIV/AIDS jika tidak melakukan perilaku seksual atau perilaku nonseksual berisiko tertular HIV/AIDS.