Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Gubernur Sumut Seyogianya Ajak Laki-laki yang Seks dengan Bocah JA untuk Jalani Tes HIV

Diperbarui: 22 September 2022   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. (Sumber: spunout.ie)

Berita seputar bocah JA korban perkosaan yang terdeteksi HIV/AIDS tidak memberikan gambaran penyebaran HIV/AIDS di Kota Medan terkait dengan JA

Berita terkait dengan pelecehan dan kekerasan seksual yang dialami bocak JA, 12 tahun, di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) hanya berkutat di permukaan sehingga berita banyak yang hanya sebatas talking news.

Seperti berita ini "Kasus Pelecehan Seksual Bocah 12 Tahun hingga Kena HIV/AIDS, Gubernur Sumut Beri Atensi" di liputan6.com (19/9-2022) sama sekali tidak memberikan gambaran terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS.

Padahal, JA terdeteksi HIV di masa AIDS yang secara statistik terjadi antara 5 -- 15 tahun setelah tertular HIV. Itu artinya JA tertular HIV lima tahun yang lalu atau sekitar tahun 2017. (Lihat matriks masa jendela).

Matriks: Tertular HIV, masa jendela, dan masa AIDS. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Dalam banyak berita tentang JA sama sekali tidak ada pembahasan tentang risiko laki-laki yang melakukan hubungan seksual (vaginal, anal dan oral) dengan JA.

Secara empiris ada laki-laki yang menularkan HIV/AIDS ke JA. Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki ini bisa sebagai seorang suami sehingga ada risiko penularan ke istrinya. Jika istri tertular ada pula risiko penularan HIV/AIDS ke bayi yang dia kandung kelak. Bisa juga terjadi istrinya lebih dari satu dan laki-laki ini pun pelanggan pekerja seks komersial (PSK).

Matriks: Penyebaran HIV/AIDS dari anak perempuan JA pengdap HIV/AIDS korban perkosaan di Kota Medan. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Selanjutnya ada pula laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan JA dengan kondisi JA mengidap HIV/AIDS. Maka, laki-laki yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan JA berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

Laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan JA dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami sehingga ada risiko penularan ke istrinya. Jika istri tertular ada pula risiko penularan HIV/AIDS ke bayi yang dia kandung kelak. Bisa juga terjadi istrinya lebih dari satu dan laki-laki ini pun pelanggan PSK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline