Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Tidak Semua Hubungan Seksual Jadi Media Penularan HIV/AIDS

Diperbarui: 8 September 2022   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. (Sumber: zeenews.india.com)

Informasi HIV/AIDS yang dikemas di beberapa media massa dan media sosial mengabaikan fakta medis sehingga yang muncul hanya informasi yang ngawur

HIV dapat menular melalui beberapa cara berikut ini: 1. Hubungan Seksual Tanpa Alat Pengaman (Kondom). Ini ada dalam berita "Heboh Ratusan Mahasiswa dan IRT di Bandung Positif HIV, Ini Gejala HIV dan Cara Penularannya" (sumbar.suara.com, 26/8-2022).

Astaga, pernyataan di atas benar-benar ngawur. Tidak semua hubungan seksual penetrasi (vaginal, anal dan oral) jadi media penularan HIV/AIDS.

Dengan pernyataan yang ngawur di atas tentulah sudah miliaran warga dunia yang mengidap HIV/AIDS karena melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom.

Tapi, faktanya seperti dilaporkan oleh UNAIDS (Badan PBB yang khusus menangani HIV/AIDS) jumlah kasus HIV/AIDS di dunia sampai akhir tahun 2021 sebanyak 38,4 juta. Sedangkan kasus infeksi HIV baru per tahun 1,5 juta.

Padahal, miliaran penduduk dunia melakukan hubungan seksual tanpa kondom berulang kali. Itu artinya pernyataan di atas tidak akurat.

Risiko tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, bisa terjadi jika salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (Lihat matriks risiko penularan HIV/AID).

Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Adapun hubungan seksual penetrasi dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, di dalam dan di luar nikah, yang berisiko terjadi penularan HIV/AIDS adalah jika dilakukan dengan pasangan yang berganti-ganti atau dilakukan dengan seseorang yang sering ganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) dan gigolo.

Informasi ini menyesatkan dan sama sekali tidak memberikan pencerahan kepada masyarakat karena yang dipublikasikan adalah informasi yang tidak akurat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline