Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Berganti-ganti Pasangan Seksual Bukan Penyebab HIV/AIDS

Diperbarui: 31 Agustus 2022   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. (Sumber: kilyos.com.br)

Perilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan bukan penyebab HIV/AIDS tapi perilaku seksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS

"HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan karena terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV)." Ini ada dala berita "Penyebab dan Cara Penularan HIV/AIDS yang Kasusnya Tinggi di Bandung" (kompas.tv, 26/8-2022).

Pernyataan tersebut di atas tidak akurat karena HIV/AIDS bukan penyakit menular.

HIV adalah virus yang tergolong retrovirus yaitu virus yang bisa menggandakan diri di sel darah putih manusia.

Sedangkan AIDS adalah kondisi seseorang di masa AIDS (secara statistik terjadi antara 5-15 tahun setelah tertular HIV jika tidak menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral/ART).

Penyebutan AIDS sebagai penyakit pun hanya sebatas terminologi karena AIDS bukan penyakit, tapi kondisi yang mengacu ke sindroma sekumpulan gejala penyakit pada seseoang yang tertular HIV/AIDS (Syaiful W. Harahap, Pers Meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan/Ford Foundation, Jakarta, 2000, hlm. 16).

Selain itu informasi terkait dengan kematian pengidap HIV/AIDS juga sering tidak menyebut penyakit penyebab kematian sehingga ada kesan kematian pengidap HIV/AIDS karena HIV/AIDS.

Padahal, kematian pengidap HIV/AIDS di masa AIDS terjadi karena penyakit-penyakit yang diderita di masa AIDS. Seperti diketahi di masa AIDS sistem kekebalan tubuh pengidap HIV/AIDS sangat lemah sehingga mudah terjangkit berbagai macam penyakit.

Nah, penyakit inilah, yang disebut infeksi oportunistik, seperti diare, TB dan lain-lain yang menjadi penyebab kematian pengidap HIV/AIDS.

Matriks: Tertular HIV, masa jendela, dan masa AIDS. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline