Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Mengapa Kasus HIV/AIDS Meningkat di Kabupaten Tasikmalaya

Diperbarui: 25 Agustus 2022   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. (Sumber: harborlighthospice com)

Mengait-ngaitkan agama dengan penularan HIV/AIDS hanya akan menyuburkan mitos (anggapan yang salah) karena tidak semua penularan HIV/AIDS terkait dengan perbuatan melawan agama

"Kenaikan angka penderita HIV AIDS ini pun cukup mengagetkan warga Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat-pen.). Warga tidak menyangka, Kabupaten Tasikmalaya yang religius islami malah mengalami angka HIV AIDS cukup banyak." Ini ada dalam berita "Ironis, Usung Visi Religius Islami, Angka Penderita HIV AIDS di Kabupaten Tasikmalaya Meningkat Dua Kali Lipat" di kabarpriangan.pikiran-rakyat.com (10/8-2022).

Pertama, idak ada kaitan antara visi religious Islami dengan penularan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS tidak selamanya terkait dengan perbuatan yang melawan agama. Bisa transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat medis, serta dari ibu-ke-bayi yang dikandungnya.

Kedua, dalam ikatan pernikahan yang sah sekalipun bisa terjadi penularan HIV/AIDS jika salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS.

Misalnya, melalui perkawinan yang berganti-ganti dan mempunyai istri lebih dari satu. Soalnya, bisa saja salah satu dari pasangan itu mengidap HIV/AIDS sehingga hubungan seksual suami-istri berisiko terjadi penularan HIV/AIDS.

Dalam berita disebutkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 506.

Nah, informasi yang akuratlah yang perlu disampaikan ke masyarakat dan tidak dibalut dan dibumbui dengan agama karena informasi HIV/AIDS yang dibalut dengan agama hanya menyuburkan mitos (anggapan yang salah).

Di beberapa tempat di Indonesia ada kalangan yang memanfaatkan 'aturan agama' tentang pernikahan dalam menjual seks. Pasangan yang akan melakukan hubungan seksual melakukan 'nikah mut'ah.' Tapi, ini jelas tidak bisa menghambat penularan HIV/AIDS karena penulaan HIV/AIDS bukan karena sifat hubungan seksual (di dalam atau di luar nikah), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan suami atau laki-laki tidak memakai kondom (Lihat matrik sifat dan kondisi hubungan seksual).

Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Dalam berita ada pernyataan: Dirinya (tokoh pemuda Kecamatan Tanjungjaya, Asep Zamzam-pen.) meminta agar pemerintah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya HIV AIDS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline