Karena sejak ada epidemi informasi tentang HIV/AIDS dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama, maka yang sampai ke masyarakat hanya mitos
"5 Cara Mencegah HIV/AIDS" Ini judul berita di kompas.com, 13/4-2022. Judul ini seakan-akan jadi 'obat mujarab' atau 'vaksin' terkait HIV/AIDS.
Tapi, ternyata yang disebut 5 cara mencegah HIV/AIDS dalam berita itu sama sekali tidak realistis.
HIV sebagai virus dalam jumlah yang bisa ditularkan dari pengidap HIV/AIDS ke orang lain melalui beberapa cara terdapat pada cairan: darah (laki-laki dan perempuan), air mani (laki-laki, dalam sperma tidak ada HIV), cairan vagina (perempuan) dan air susu ibu/ASI (perempuan).
Penularan HIV melalui darah terjadi pada transfusi darah yang tidak diskrining HIV, bisa juga melalui pemakaian jarum suntik yang dipakai orang yang mengidap HIV/AIDS, terutama pada penyalahguna narkoba, dan peralatan medis yang bisa menyimpan darah.
Sedangkan penularan melalui air mani dan cairan vagina terjadi melalui hubugan seksual dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan yang mengidap HIV/AIDS.
Sementara penularan melalui ASI terjadi pada proses menyusui, terutama pada bayi.
Bertolak dari cara-cara penularan di atas, maka:
Mencegah penularan HIV melalui transfusi darah adalah jangan menerima transfusi dengan darah yang tidak dites HIV, sedangkan mencegah penularan melalui jarum suntik dan alat-alat kesehatan adalah pakailah peralatan yang sekali pakai.
Mencegah penularan melalui hubungan seksual adalah jangan lakukan hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS, tapi karena orang-orang yang mengidap HIV/AIDS tidak bisa dikenali dari fisiknya, maka laki-laki memakai kondom setiap melakukan hubungan seksual baik di dalam maupun di luar nikah.