Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Mendorong Masyarakat untuk Memutus Rantai Anemia Lintas Generasi

Diperbarui: 25 Februari 2021   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: You Tube NutrisiBansa/Danone Indonesia)

Malnutrisi dan masalah gizi jadi isu nasional yang terus bergaung karena erat kaitannya dengan tingkat kesehatan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia. 

Dalam kaitan inilah Danone Indonesia dan Indonesian Nutrition Association (INA) mendorong masyarakat Indonesia untuk memperhatikan nutrisi dan gizi agar kesehatan masyarakat Indonesia terus meningkat.

Danone dan INA memasyarakatkan nutrisi dan gizi melalui webinar publik dengan tema "Peran Nutrisi dalam Tantangan Lintas Generasi" melalui You Tube tanggal 1 Februari 2021. Pembicara pada webinar ini adalah Dr dr Diana Sunardi, MGizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik di INA.

Webinar ini jadi relevan karena terkait dengan Hari Gizi Nasional tahun merupakan peringatan ke-61 yang diperingati setiap tanggal 25 Januari. Kekurangan dan kelebihan nutrisi serta gizi jadi persoalan besar bagi masyarakat Indonesia. 

Dalam paparannya Diana mengatakan saat ini Indonesia menghadapi tiga beban masalah nutrisi dan gizi (triple burden) yaitu stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia.

Dampak Buruk ADB Pengaruhi Tumbuh-kembang Anak Sampai Remaja

Tiga beban nutrisi dan gizi ini jadi ancaman terbesar bagi Indonesia karena berdampak terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Padahal, globalisasi sudah berjalan dengan persaingan yang ketat di sektor SDM. Daya saing global sangat ditentukan oleh kualitas SDM.

Ilustrasi (Sumber: You Tube NutrisiBansa/Danone Indonesia)

Untuk kalangan anak-anak, misalnya, stunting (pertumbuhan yang tidak sesuai dengan pertambahan umur) jadi masalah besar karena pada tahun 2018 angka stunting di Indonesia sesuai dengan data Riskesdas mencapai 30,8% (Riskesdas adalah Riset Kesehatan Dasar yang dijalankan oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI). Dengan tingkat stunting 30,8% Indonesia ada di peringkat ke-4 dunia.

Sedangkan anemia data menunjukkan 48,9% ibu hamil, 32% remaja berumur 15-24, dan 38,5lita mengalami anemia. Secara umum sekitar 50-60% anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi atau biasa disebut Anemia Zat Besi (ADB).

Dampak buruk ADB akan mempengaruhi tumbuh-kembang anak sampai remaja yang akan menurunkan tingkat aktivitas fisik dan motorik serta menurunkan daya kreativitas. Selain itu ADB yang berkelanjutan lintas generasi juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan risiko sakit serta infeksi yang kelak bermuara pada kelemahan aspek akademis.

Ilustrasi (Sumber: You Tube NutrisiBansa/Danone Indonesia)

Diana mengingatkan seorang perempuan hamil dengan kondisi ADB akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR), stunting, komplikasi saat melahirkan dan risiko lain yang mengancam jiwa si ibu.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline