"Minum minuman keras itu jelas tidak baik apalagi kalau kita lihat kaitannya dengan penyakit HIV AIDS, dimana seperti kita ketahui pintu masuknya adalah dari miras." Ini pernyataan Sekjen MUI, Anwar Abbas, dalam berita "Sebut Bahaya Miras Jadi Pintu Masuk HIV AIDS, MUI Dukung Penuh Penetapan RUU Minuman Beralkohol" di bogor.pikiran-rakyat.com, 13/11-2020.
Pernyataan ini juga dikutip oleh (13/11-2020): liputan6.com, jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com, ayosurabaya.com, batamnews.co.id, news.detik.com, dan islamtoday.id; (12/11-2020): mediaaceh.com, dan aksi.id.
Pernyataan ini, sebut pintu masuk HIV/AIDS, menunjukkan pemahaman terhadap HIV/AIDS sebagai fakta medis adalah nol besar. Tampaknya, media memainkan isu ini sebagai bagian dari sensasi karena media telah kehilangan fungsi yaitu menyebarluaskan unsur pendidikan.
Dalam berita-berita yang mengutip pernyataan tsb. tidak ada both side covering yaitu keterangan dari ahli tentang penyebutan "miras sebagai pintu masuk HIV/AIDS".
Tidak kaitan antara miras, istilah untuk minuman beralkohol yaitu minuman keras, dengan penularan HIV/AIDS. Dalam jumlah yang bisa ditularkan virus (HIV) ada di darah (laki-laki dan perempuan) semen dan air mani bukan sperma (laki-laki), cairan vagina (perempuan) dan air susu ibu/ASI (perempuan).
Penularan HIV/AIDS melalui darah yaitu transfusi darah yang mengandung HIV, pemakaian alat-alat kesehatan yang bisa menyimpan darah (seperti jarum suntik), jarum suntik pada penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) yang dipakai secara bersama-sama dengan bergantian, dan cangkok organ tubuh.
Penularan HIV/AIDS melalui semen, air mani dan cairan vagina yaitu hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dari yang mengidap HIV/AIDS ke pasangannya.
Penularan HIV/AIDS melalui ASI yaitu menyusui kepada seorang perempuan yang mengidap HIV/AIDS, seperti bayi dan yang yang lain.
Secara medis hanya tiga hal di atas yang jadi pintu masuk HIV/AIDS sehingga terang-benderang bahwa tidak ada kaitan miras dengan penularan HIV/AIDS.
Mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan miras akan merusak program penanggulangan HIV/AIDS karena jadi hal yang kontra produktif. Padahal, saat ini penyebaran HIV/AIDS di Indonesia merupakan yang tercepat ketiga di Asia setelah China dan India.