Bisa jadi Thamrin Dahlan (TD) merupakan orang pertama penggiat platform yang berhasil mencatat 'sejarah' dengan menerbitkan 30 buku berupa kompilasi tulisan selama 10 berkiprah sebagai kompasianer di Kompasiana. TD juga merupakan salah satu dari beberapa orang yang sangat aktif menulis di Kompasiana.
Dalam berbagai kesempatan dan komunikasi di grup WhatssApp, Thamrin Dahlan selalu mengatakan bahwa buku adalah mahkota bagi seorang penulis.
Sebagai rasa syukur dan berkat dukungan sesama kompasianer, Pak TD pun mengajak 16 kompasianer untuk berbagai pengalaman sambil ngopi di sebuah kedai kopi di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jabar, 19 Agustus 2020. Juga sebagai tanda terbit buku TD yang ke-30 yang berjudul "Pembatasan Sosial Besakal Besar (PSBB) Jakarta" yang diterbitkan April 2020.
Saya sendiri mengenal TD karena sering ikut kegiatan Kompasiana Nangkring. Selain itu TD juga aktif di BNN sehingga kalau ada kegiatan di BNN saya dan beberapa teman juga diajak mengikuti acara atau kegiatan di BNN.
"Saya tidak pernah berpikir untuk dapat imbalan ketika menulis dan menerbitkan buku," kata TD pada kesempatan syukuran.
Dia menulis apa yang jadi perhatiannya dan yang dialaminya sehari-hari tanpa keberpihakan. Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian TD bercerita tentang berbagai hal yang terjadi di masyarakat.
Karena berpikir jernih dengan menangkap situasi di sekitarnya, TD pun menuliskan apa adanya sehingga mencerminkan kondisi yang sedang terjadi. Dia menulis soal calon presiden (Capres) sampai pengalaman sehari-hari tentang virus corona (Covid-19).
Mungkin, bagi orang lain soal pandemi virus corona jadi hal yang biasa karena dialami semua orang. Tapi, tidak bagi TD karena dia melihat ada yang perlu disuarakan. Maka, dia pun menulis tentang berbagai hal yang terkait dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Karena sudah jadi bagian dari keseharian bagi banyak orang PSBB biasa saja, tapi naluri TD menangkap ada isu atau aspek yang bisa ditangkap untuk dijadikan bahan tulisan.