Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Covid-19 di Indonesia Tanpa Puncak Pandemi?

Diperbarui: 3 Juli 2020   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbandingan Tes Covid-19 di Koresl dan Indonesia (Dok Pribadi)

Tampaknya, kita tidak belajar dari pengalaman Vietnam, Thailand dan Korea Selatan (Korsel) menghadapi atau menanggapi ancaman pandemi virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) ketika virus itu merebak di Wuhan, China, akhir Desember 2019. Tiga negara itu yang ada kaitan langsung dengan China justru bisa mengatasi pandemi corona di negaranya. China sendiri pun menanggapi pandemi sehingga tidak jadi episentrum Covid-19.

Ketika otoritas China melaporkan kasus pandemi virus yang belum bisa diidentifikasi ke Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) tanggal 31 Desember 2019 banyak pemimpin negara yang tidak memperkirakan pandemi akan menyerang negaranya.

Seperti Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sesumbar bahwa tidak ada kesempatan bagi virus corona menginfeksi warganya. Tapi, fakta justru menunjukkan Negeri Paman Sam itu terpuruk menghadapi pandemi dengan kasus 2.837.189 serta kematian 131.485. Jumlah kasus dan kematian ini menempatkan AS di puncak pandemi Covid-19 dunia.

Kasus Corona Pertama di Luar China

Lalu ada Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga mengatakan negaranya bisa menghadang pandemi. Tapi, data laporan kasus Covid-19 menunjukkan Negeri Beruang Merah itu ada di peringkat ke-3 dunia dengan jumlah kasus 661.165.

Sedangkan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, juga sesumbar bahwa infeksi virus corona hanyalah 'flu ringan' sehingga efeknya tidak lebih parah dari flu. Presiden Jair sepakat dengan pendukungnya yang mengatakan lockdown di beberapa provinsi berlebihan dalam menanggapi pandemi Covid-19. Presiden Jair pun membuka lockdown dan memecat menteri kesehatan. Laporan terakhir menunjukkan jumlah kasus Covid-19 di Brasil sebanyak 1.501.353 dengan 61.990 kematian. Jumlah ini menempatkan Brasil di peringkat ke-2 dunia dan jadi episentrum Covid-19 di Amerika Latin (Selatan).

Sebaliknya, Vietnam dengan tanggap menutup perbatasan dan menghentikan penerbangan internasional dan dalam negeri. Negeri ini berbatasan langsung dengan China daratan. Warga yang baru pulang dari luar negri, terutama dari China, jalani tes Covid-19 dan dilakukan tracing sampai buntu. Warga asing juga jalani tes serta dilakukan tracing terhadap warga yang kontak dengan orang asing tsb. sampai buntu. Orang-orang, warga negara Vietnam dan orang asing, dengan gejala Covid-19 diisolasi. Pemerintah Vietnam memutuskan berperang melawan pandemi Covid-19 dan mengabaikan ekonomi. Hasilnya? Tidak ada kematian karena Covid-19 di Vietnam dan kasus terakhir jumlahnya 355. Vietnam di peringkat ke-156 dunia.

Thailand merupakan negara pertama di luar China yang mendeteksi virus corona ketika seorang pelancong asal Wuhan, perempuan umur 61 tahun, dengan keluhan demam, panas dan sakit tenggorokan pada 13 Januari 2020. Negeri Gajah Putih itu pun langsung menutup penerbangan dan tempat-tempat wisata dan menerapkan lockdown nasional sejak 26 Maret 2020. PM Thailand, Prayut Chan-o-cha, meminta warganya mau berkorban dengan kondisi lockdown.

Kematian Terkait Covid-19 Pertama di Indonesia

Rakyat mendukung sehingga kasus Covid-19 di Thailand ada di peringkat ke-96 dunia dengan jumlah kasus 3.179 dan 58 kematian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline