Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Proporsi Tes Covid-19 di Indonesia Sangat Kecil

Diperbarui: 23 Mei 2020   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan sosial di masa pandemi Covid-19 upaya lindungi diri pakai masker seperti  warga di Korsel ini. (Sumber: korea.net/Yonhap News)

Salah satu langkah yang konkret dalam menanggulangi pandemi Covid-19 adalah tes Covid-19, celakanya proporsi tes Covid-19 di Indonesia sangat kecil bahkan kalah dari Kamboja

Pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) membuka lembaran-lembaran sejarah perwabahan baru secara global. Ketika wabah merebak di Wuhan, China, akhir Desember 2019 banyak negara yang anggap remeh karena menganggap virus itu hanya akan berkecamuk di China.

Lalu, ada pula perkiraan Korea Selatan (Korsel) akan jadi 'neraka' baru sebagai episentrum Covid-19 karena dekat dengan China dan jadi salah satu tujuan utama pelancong Wuhan.

Tapi, anggapan dan perkiraan banyak kalangan itu buyar. China berhasil menangani wabah dengan indikator jumlah kasus positif yang terdeteksi dan jumlah kematian serta jumlah yang sembuh.

Data terakhir, yang dilansir situs independen worldometer, menunjukkan kumulatif kasus Covid-19 di China dengan jumlah penduduk 1.439.323.776 dilaporkan 82.971 dengan 4.634 kematian dan 78.255 sembuh. Jumlah kasus ini menempatkan China di peringkat ke-13 dunia dari 211 negara dan teritori serta 2 kapal pesiar mewah.

Warga Korsel yang Taati Anjuran Pemerintah

Begitu juga dengan Korsel yang tanggap hadapi ancaman virus corona. Dua hari setelah otoritas China laporkan virus corona baru ke Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) tanggal 31 Desember 2020 Negeri Ginseng itu langsung menjalankan tes spesimen swab dengan PCR secara massal dengan skala nasional sejak tanggal 2 Januari 2020.

Padahal, kasus Covid-19 pertama terdeteksi di negeri K-Pop itu tanggal 2 Januari 2020 pada seorang jemaat rumah ibadat. Belakangan sekitar 200 anggota jemaat itu ternyata positif Covid-19.

Di awal Januari 2020 dilaporkan puluhan ribu warga Wuhan melancong ke Korsel merayakan Tahun Baru Imlek. Tapi, rakyat Korsel taat mengikuti anjuran pemerintah dengan tidak keluar rumah, jaga jarak dan selalu pakai masker. Yang berhubungan dengan pelancong Wuhan hanya warga yang berkepentingan, seperti karyawan hotel, restoran, transportasi, toko cinderamata, dll. Sedangkan warga tidak ada kontak dengan pelancong dari Wuhan.

Soalnya, kalangan ahli memperkirakan 95% pelancong Wuhan itu tertular virus tapi tidak menunjukkan gejala yang di kita disebut OTG (orang tanpa gejala). Tapi, dengan langkah-langkah yang realistis itu kasus Covid-19 di Korsel dilaporkan hanya 11.142 dengan 264 kematian dan 10/162 sembuh. Korsel ada di peringkat ke-45 dunia. Data ini membuyarkan perkiraan bahwa Korsel akan jadi episentrum corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline