Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Covid-19 Selandia Baru Dubes Tantowi Abaikan Tes

Diperbarui: 22 Mei 2020   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selandia Baru menjalankan pembatasan aktivitas warga secara ketat sejak awal pandemi Covid-19. (Foto: bbc.com/AFP).

Selandia Baru merupakan salah satu negara yang disebut berhasil mengatasi penyebaran virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) dengan indikator jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 yang sampai tanggal 22 Mei 2020 pukul 09.24 WIB dilaporkan situs independen worldometer 1.504 dengan 21 kematian dan 1.455 sembuh.

Terkait dengan keberhasilan Selandia Baru menangani penyebaran virus corona, Duta Besar (Dubes) RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Tonga, Tantowi Yahya, mengatakan: "Masyarakat terbiasa dengan konteks krisis, dan mudah dinavigasi oleh pemerintahnya." Hal ini disampaikan oleh Tantowi saat diskusi dalam ruang digital di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin, 11/5-2020 seperti dilansir covid19.go.id, 11/5-2020.

Terkait dengan tingkat kesadaran warga Selandia Baru untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk kebaikan benar-benar tinggi. Program lockdown yang dijalankan pemerintah mulai tanggal 27 April 2020 diikuti oleh warga.

Mereka memilih tetap 'di rumah aja' dengan konsekuensi yang mereka terima. Misalnya, untuk kegiatan sosial mereka tidak lagi bisa bercengkrama di mal, pub, bar, kafe, coffee shop atau tempat-tempat hiburan. Mereka terperangkap di dalam rumah, di kamar-kamar kos atau di apartemen. membutuhkan penyaluran dorongan seksual atau hasrat seksual (sexual desire). Hasrat ini merupakan bagian dari kebutuhan biologis yang alamiah tanpa memandang ras dan usia.

Salah satu pilihan dalam hal penyaluran dorongan seksual adalah memanfaatkan alat-alat seks. Penjualan alat-alat bantu seks di Selandia Baru disebut naik drastis sampai tiga kali lipat dari hari-hari biasa sebelum pandemi corona (theguardian.com, 4 April 2020). Suatu hal yang melawan hukum di Indonesia, padahal dorongan seksual tidak membedakan suku, ras, agama, negara, dll.

Informasi Covid-19 yang akurat merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko tertular dan menularkan virus corona. Pemerintah Selandia Baru beruntung karena, seperti dikatakan Tantowi, masyarakat (Selandia Baru) memiliki kebiasaan mengakses informasi yang terverifikasi, seperti surat kabar atau koran. Sekitar 70% warga Selandia Baru mengandalkan informasi yang terverifikasi, seperti koran dan televisi. Inilah yang disebut Tantowi sebagai aspek yang membantu masyarakat untuk mengetahui situasi yang terjadi setiap hari terkait Covid-19. 

 Dubes Tantowi Yahya,  diskusi di  Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta, 11/5-2020 (covid19.go.id, 11/5-2020)

Celakanya, karena tingkat literasi di Indonesia yang tidak merata banyak warga yang hanya mengandalkan informasi yang tidak terverifikasi di media sosial. Kondisinya kian runyam karena informasi di media sosial dibalut dengan agama dan ujaran kebencian (hate speech) terhadap pemerintah. Akibatnya, banyak informasi hoaks. Sudah puluhan orang yang ditangkap polisi karena menyebarkan hoaks terkait Covid-19, tapi tetap saja banyak orang tidak takut ditangkap dan dihukum penjara. Buktinya, sampai hari ini masih saja ada hoaks seputar Covid-19.

Sedangkan di sisi pemerintah satu hal yang dilupakan Tantowi adalah soal tes Covid-19. Ketika belum ada vaksin, maka tes merupakan salah satu instrumen yang bisa diandalkan untuk menanggulangi penyebaran virus corona.

Dari aspek ini Selandia Baru jauh dari Indonesia. Bayangkan, tes per 1 juta populasi di Selandia Baru, data 22 Mei 2020, mencapai 51.941. Bandingkan dengan Indonesia di angka 805. Maka, amatlah beralasan Selandia Baru jauh lebih berhasil dari Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline