Penderita HIV di Padang Menurun, Kebanyakan Didominasi Lelaki Seks Lelaki. Ini judul berita di kompas.com, 23/1-2020. Disebutkan di lead berita: Jumlah penderita HIV di Kota Padang tahun 2019 menurun dari 447 menjadi 287 kasus.
Ada yang tidak akurat pada judul dan lead berita ini.
Pertama, yang turun atau berkurang adalah kasus yang baru terdeteksi. Mengapa jumlah kasus baru turun? Ada beberapa penyebab, misalnya, penjangkauan yang tidak merata ke berbagai kalangan dengan perilaku berisiko. Selain itu fasilitas kesehatan yang menyediakan tes HIV juga pasif karena hanya menunggu warga datang untuk tes HIV atau rujukan dari dokter melalui kegiatan PITC (Provider Initiated Testing and Counseling) yaitu dokter menganjurkan pasien tes HIV berdasarkan diagnosis penyakit dan riwayat perilaku seksual.
Kedua, adalah hal yang mustahil mengetahui jumlah warga Kota Padang yang baru tertular HIV/AIDS setiap hari, setiap bulan atau setiap tahun. Ini terjadi karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada warga yang tertular HIV/AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan. Gejala yang terkait AIDS bisa muncul pada masa AIDS (secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV/AIDS) jika tidak minum obat antiretroviral (ARV).
Maka, yang turun dari 447 di tahun 2018 jadi 287 di tahun 2019 bukan jumlah warga Kota Padang yang tertular HIV/AIDS, tapi jumlah kasus HIV baru yang terdeteksi melalui tes HIV di sarana kesehatan.
Itu artinya judul dan lead berita tsb. adalah hoaks atau kabar bohong yang di jurnalistik tergolong misleading yaitu informasi yang menyesatkan.
Di bagian lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Fery Mulyani, mengatakan: "Kami menargetkan Kota Padang pada tahun 2030 bebas dari penderita HIV. Kami akan menyiapkan beberapa program untuk itu."
Baca juga: Mimpi, Kota Padang Bebas HIV/AIDS Tahun 2030
Adalah hal yang mustahil menjadikan Kota Padang bebas penderita HIV/AIDS karena warga Kota Padang yang tertular HIV/AIDS tidak bisa dikenali dari fisiknya. Andaikan dilakukan tes HIV massal terhadap semua warga Kota Padang pun itu tidak jaminan Kota Padang bisa bebas HIV/AIDS karena setelah tes HIV bisa saja ada yang melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS.
Paling tidak ada tiga pintu masuk HIV/AIDS ke Kota Padang, yaitu:
(1). Insiden infeksi HIV baru bisa terjadi pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam nikah atau di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti di wilayah Kota Padang atau di luar Kota Padang, bahkan di luar negeri. Soalnya, bisa saja salah satu dari perempuan tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS. Tentu saja Pemkot Padang tidak bisa mengawasi perilaku seksual semua laki-laki dewasa warga Kota Padang.