Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

AIDS di Aceh, Di Mana dan dengan Siapa Warga Pengidap HIV/AIDS Lakukan Seks Bebas?

Diperbarui: 24 Desember 2019   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: huffpost.com)

Terapkan Syariat Ketat, Kenapa Penderita HIV/AIDS di Aceh Masih Tinggi? Ini judul berita di wartaekonomi.co.id, 21/11-2019.

Pernyataan pada judul berita itu menunjukkan pemahaman yang sangat rendah terhadap epidemi HIV/AIDS. Ini terjadi karena selama ini penularan HIV/AIDS selalu dikaitkan dengan perilaku-perilaku amoral, seperti zina, melacur, dll.

Ini terjadi karena ketika HIV/AIDS terdeteksi di Indonesia, 1987, pemerintah panik karena sebelumnya pemerintah dan banyak kalangan yang sesumbar bahwa HIV/AIDS tidak akan pernah bisa masuk ke Indonesia.

Maka, pemerintah pun mengaitkan kasus penemuan HIV/AIDS pada di RS Sanglah Denpasar, Bali, pada seorang laki-laki gay turis Belanda yang meninggal di RS Sanglah karena penyakit terkait HIV/AIDS.

Ini dijadikan pemerintah sebagai kasus HIV/AIDS pertama di Indonesia, padahal jauh sebelumnya sudah ada beberapa indikasi terkait langsung dengan HIV/AIDS. Dengan cara ini maka muncullah mitos (anggapan yang salah) yaitu: HIV/AIDS adalah penyakit gay, penyakit homoseksual, penyakit orang bule, dst.

Baca juga: Kapan, Sih, Awal Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia? dan Menelusuri Akar Kasus HIV/AIDS Pertama di Indonesia

Selanjutnya informasi tentang HIV/AIDS pun dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama, misalnya mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan pelacuran di lokalisasi pelacuran, perselingkuhan, perzinaan, dll.

Ini adalah mitos (anggapan yang salah) karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (melacur, zina, dll.), tapi karena kondisi saat terjadi hubunga seksua yaitu salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom, pada homoseksual salah satu (yang menganal) tidak memakai kondom.

Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"

Maka, judul berita di atas menunjukkan ditulis dengan pijakan mitos. Digambarkan bahwa penularan HIV/AIDS karena perilaku, dalam hal ini hubungan seksual, yang berlawanan dengan syariat Islam (baca: zina). Ini yang menyesatkan karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bisa terjadi di dalam atau di luar nikah.

Baca juga: Guru Agama Ini Kebingungan Anak Keduanya Lahir dengan AIDS

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline