Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

AIDS di Kota Bogor yang Berkurang Bukan Pengidapnya

Diperbarui: 27 Juli 2019   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: vinmec.com)

"Penderita HIV di Kota Bogor Berkurang 25 Persen, Ini Penyebabnya" Ini judul berita di radarbogor.id (16/3-2019). Dari judul berita ini ada beberapa hal yang janggal, yaitu:

Pertama, orang-orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV tidak otomatis menderita. Bahkan, sejak ada pengobatan HIV/AIDS dengan obat antiretroviral (ARV) kondisi pengidap HIV/AIDS terus terjaga sehingga tidak mudah kena panyakit.

Kedua, apa tolok ukur pengidap HIV/AIDS di Kota Bogor berkurang 25 persen? Apakah bisa diketahui dengan pasti jumlah penduduk Kota Bogor yang tertular HIV setiap hari, setiap bulan atau setiap tahun?

Disebutkan dalam berita: Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) menghitung ada sekitar 25 persen ODHA berkurang sejak 2016 lalu. Kasus HIV/AIDS pada tahun 2015 ada 700, 2016 ada 400 dan saat ini 337 kasus. Menurut Sekretaris KPA Kota Bogor, Iwan Suryawan, penurunan    angka itu sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh KPA.

Tapi, Iwan rupanya tidak memahami kalau angka-angka tsb. adalah jumlah kasus yang terdeteksi bukan kasus insiden infeksi HIV baru atau penularan HIV baru pada warga Kota Bogor.

Bisa dikatakan berkurang kalau setiap tahun semua warga Kota Bogor menjalani tes HIV sehingga ada perbandingan dari tahun ke tahun. Tapi, ini pun tidak akurat karena tes HIV hanya berlaku saat darah diambil untuk tes HIV. Setelah tes HIV status HIV seseorang tergantung kepada perilaku seksualnya atau perilaku seksual pasangan atau suaminya.

Penurunan jumlah kasus yang terdeteksi tidak identik dengan penurunan jumlah insiden infeksi HIV baru karena warga yang terdeteksi tertular HIV/AIDS pada tahun 2015 bisa saja tertular pada tahun-tahun sebelumnya. Apalagi ada di antaranya yang terdeteksi pada masa AIDS itu artinya ybs. sudah tertular antara 5-15 tahun sebelum tahun 2015.

Yang jelas yang bekurang bukan jumlah warga Kota Bogor yang tertular HIV, tapi jumlah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi.

Iwan pun mengatakan pencegahan pertama melakukan edukasi tentang HIV dan AIDS kepada seluruh elemen masyarakat. Berikut penanggulangan, dengan melakukan penjangkauan menyisir kepada kelompok populasi kunci, di antaranya pengguna narkoba, gay, waria dan WTS terakhir pelanggannya.

Edukasi tidak semerta menghentikan seseorang dari perilaku seksual berisiko. Butuh waktu. Dalam rentang waktu antara menerima edukasi dan mengubah perilaku seksual bisa saja sudah terjadi penularan HIV karena ybs. tetap melakukan perilaku berisiko.

Transaksi seks dalam berbagai bentuk terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dengan berbagai modus. Bisa jadi Pemkot Bogor atau KPA Kota Bogor menganggap tidak ada praktek pelacuran lagi karena sudah tidak ada lokalisasi pelacuran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline