Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Penanggulangan HIV/AIDS di Kulon Progo adalah Langkah di Hilir

Diperbarui: 28 Maret 2019   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: es.clipdealer.com)

Untuk mencegah penyebaran HIV/ADIS, Dinkes bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) melakukan beragam cara, salah satunya dengan cara aktif menemukan dan membantu pengobatan bagi penderita baru. Ini ada dalam berita "Jumlah Penderita HIV/AIDS di Kulon Progo Meningkat Drastis" (regional.kompas.com, 25/3-2019).

.... mencegah penyebaran HIV/AIDS bisa di hulu dan di hilir. Yang dilakukan oleh Dinkes dan KPA Kulon Progo yaitu "aktif menemukan dan membantu pengobatan bagi penderita baru" adalah langkah di hilir. Artinya, dibiarkan dulu warga tertular HIV/AIDS baru ditemukan dan ditangani dengan pengobatan.

Memang, pengidap HIV/AIDS yang meminum obat antiretroviral (ARV) sesuai dengan anjuran dokter, pada tahap tertentu virus (HIV) tidak terdeteksi melalui tes HIV. Tapi, bukan mati hanya 'pingsan' atau bersembunyi di kelenjar. Dengan kondisi ini pengidap HIV/AIDS tadi tidak lagi menularkan HIV/AIDS melalui hubungan seksual. Tapi, ini jelas di hilir karena ybs. Sudah tertular HIV/AIDS.

Dari matriks di bawah ini jelas bawah tes HIV dan pengobatan ada di hilir yaitu ketika ybs. sudah tertular HIV/AIDS.

Gambar: dokpri

Langkah mencegah penyebaran HIV/AIDS, yang lebih pas adalah menurunkan insiden infeksi HIV baru terutama pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK, Dinkes dan KPA bisa melakukan intervensi. Yang harus dilakukan adalah memaksa laki-laki memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK. Program ini sudah dijalankan Thailand dan berhasil dengan baik, al. indikatornya adalah jumlah calon taruna angkatan yang terdeteksi HIV/AIDS terus berkurang.

Tapi, program tsb. hanya bisa dijalankan dengan efeksi jika praktek transaksi seks PSK dilokalisir. Celakanya, sejak reformasi lokalisasi pelacuran di Indonesia ditutup sehingga transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu tanpa bisa dikontrol karena dilakukan dengan berbagai macam modus bahkan memakai media sosial.

Langkah lain yang bisa dilakukan adalah menganjurkan suami-suami yang perilaku seksualnya di luar rumah berisiko tinggi tertular HIV/AIDS agar memakai kondom jika sanggama dengan istri.

Perilaku laki-laki yang berisiko tertular HIV/AIDS adalah:

(1). Laki-laki dewasa heteroseksual (secara seksual tertarik dengan lawan jenis) yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom, di dalam nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari perempuan tsb. mengidap HIV/AIDS,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline