Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Human Interest, Jokowi Desak-desakan di KRL

Diperbarui: 7 Maret 2019   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi berbaur dengan penglaju di KRL dari Sta Tanjung Barat tujuan Bogor, 6/3-2019 (Sumber: news.detik.com/dok. Istimewa)

Disclaimer. Agaknya, ini perlu agar tidak ada sakwa-sangka terhadap artikel yang murni saya tulis dengan perspektif jurnalistik.

Adalah hal yang musykil (KBBI: sukar, sulit, pelik) untuk menafsirkan alasan atau latar belakang Presiden Jokowi mau berdesak-desakan di gerbong Kereta Rel Listri (KRL) Commuter Line dari Stasiun Tanjung Barat ke Bogor (6/3-2019). Keterangan (resmi) Komandan Paspampres Mayjen Maruli Simanjuntak, seperti diberitakan news.detik.com (7/3) menyebutkan: "Iya berbaur saja dengan masyarakat sendiri. Kalau kita menyelenggarakan acara, ada prosedur dalam acara kenegaraan, acara formal, itu memang lain. Ada SOP-nya. Kalau beliau merasa, mau di tengah masyarakat, ya sudah, jadi masyarakat kembali."

Hari itu, Rabu, 6/3, Presiden Jokowi menghadiri kegiatan sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Gelanggang Olahraga (GOR Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). Setelah itu Jokowi meninggalkan GOR Bulungan dengan mobil Innova (kompas.com, 6/3-2019). Jokowi menuju Istana Bogor. Dalam perjalanan ternyata Jokowi berhenti di Stasiun KA Tanjung Barat. Di stasiun inilah Jokowi naik KRL jurusan Bogor (sekitar pukul 17.45).

Human Interest

Jokowi semula duduk di pojok gerbong 8, tapi karena banyak penumpang yang ingin bersalaman dan foto selfie Jokowi pun berdiri dengan memegang pegangan. Semula banyak penumpang yang tidak percaya kalau 'penumpang' yang naik itu Jokowi. Maklum, penumpang di sore hari 'kan pulang kerja dengan kondisi capek, lapar, dll.

Tapi, suasana jadi berubah total ketika penumpang sadar bahwa pria yang duduk di pojok itu Jokowi. "Gantian, dong, fotonya." "Yang mau turun cepetan." Itulah suara yang terdengar di gerbong itu seperti diceritakan seorang penumpang.

Dari aspek jurnalistik yang dilakukan Jokowi memenuhi beberapa unsur layak berita. Dalam buku "Bagaimana Menjadi Penulis Media Massa Paket 4 Jurnalistik", Ashadi Siregar, dkk., PT Karya Unipers, Jakarta, 1982, disebutkan ada enam unsur layak berita [yang harus dipenuhi agar sebuah berita mempunya nilai (news value/news wothy)].

Unsur-unsur layak berita adalah:

Significance yaitu seberapa besar kejadian atau peristiwa akan mempengaruhi kehidupan pembaca.

Magnitude yaitu seberapa besar pengaruh angka-angka terkait kejadian atau peristiwa akan mempengaruhi pembaca.

Timeliness yaitu seberapa aktual kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline