Belakangan ini, terutama sejak Hari AIDS Sedunia (World AIDS Day) tanggal 1 Desember 2018 media massa dan media online diramaikan dengan berita tentang gejala-gejala HIV/AIDS. Pengaitan gejala-gejala tsb. secara langsung dengan infeksi HIV/AIDS adalah ara yang keliru dan ngawur bin ngaco karena tidak ada gejala-gejala, tanda-tanda atau ciri-ciri pada fisik dan keluhan kesehatan yang otomatis terkait dengan infeksi HIV/AIDS.
Lihatlah judul berita di liputan6.com ini: Gejala HIV AIDS yang Perlu Kamu Ketahui, Agar Tidak Keliru (19/1-2019). Kalau hanya berdasarkan gejala jelas keliru karena gejala-gejala tsb. bukan semata-mata terkait dengan HIV/AIDS karena penyakit lain pun mempunyai gejala tsb
Masa AIDS
Yang ini juga: HIV AIDS, Jangan Abaikan 16 Gejala yang Memungkinkan Kamu Terkena VIRUS HIV AIDS (kupang.tribunnews.com, 1/12-2018). Judul berita ini kelihat ditujukan untuk remaja.
[Baca juga: Informasi HIV/AIDS untuk Remaja (yang) Dibalut Moral]
Penyebutan gejala-gejala yang dikaitkan dengan HIV/AIDS itu bisa jadi bumerang ketika orang-orang yang tertular HIV/AIDS tidak mengalami gejala-gejala yang disebutkan. Secara medis gejala tsb. biasanya muncul pada pengidap HIV/AIDS, kalau tidak ditangani secara medis, pada masa AIDS (secara statistik pada rentang waktu antara 5-15 tahun setelah tertular HIV). Itu artinya bisa belasan tahun tidak ada gejala.
Celakanya, orang-orang yang tertular HIV tidak menunjukkan gejala-gejala yang diobral oleh media massa dan media online bisa menularkan HIV ke orang lain tanpa mereka sadari, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Maka, jangan heran kalau banyak ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS karena suami mereka tidak menyadari dirinya sebagai pengidap HIV/AIDS karena tidak ada gejala-gejala yang diumbar media.
Ada lagi judul berita yang lebih ngawur: Jika Alami Gejala Ini, Bisa Jadi Kamu Kena HIV (health.detik.com, 26/6-2018).
Astaga. Ini benar-benar di luar akal sehat. Judul berita ini membuat panik orang-orang yang mengalami gejala yang disebutkan. Padahal, mereka sekali tidak pernah melakukan perilaku-perilaku yang berisiko tertular HIV/AIDS. Sebaliknya orang-orang yang pernah melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS menepuk dada karena gejala-gejala itu tidak mereka alami. Ironis 'kan.
Judul-judul berita ini juga sama sekali tidak memberikan pencerahan: Kenali Gejala Terinveksi HIV, Ini Ciri-cirinya (manado.tribunnews.com, 30/6-2018). Tidak ada gejala yang khas HIV/AIDS. Ini fakta medis.
Yang lain: Kenali Gejala HIV dan Tahapannya Menjadi AIDS, Apakah Sudah Ada Obatnya? (bangka.tribunnews.com, 1/12-2018). Tidak ada gejala yang khas AIDS.