Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

ML dengan Terapis Pakai Kondom, tapi Pemuda Ini Tetap Takut Kena AIDS

Diperbarui: 6 Januari 2019   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com)

Tanya Jawab AIDS No2 /Januari 2019

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: "AIDS Watch Indonesia" (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977. Redaksi.

*****

Tanya:  Setahun yang lalu saya pernah ML (making love atau hubungan seksual-peng.) dengan terapis di tempat spa dengan kondisi saya memakai kondom dan seingat saya kondom tidak bocor. (1) Apakah saya bisa terinfeksi HIV? Mohon pencerahan karena saya sangat cemas dan gelisah. (2) Apakah ada gejala bila terinfeksi HIV?  

Pemuda "X' di Medan via SMS (19/12-2018)

Jawab: (1). Semua terpulang kepada Saudara. Kalau Saudara jujur, maka risiko tertular HIV melalui hubungan seksual dengan kondisi Saudara memakai kondom dari mulai foreplay sampai ejakulasi sangat kecil atau rendah. Soalnya, sering terjadi kondom dipakai ketika hendak ejakulasi. Itu artinya sudah terjadi hubungan seksual yang tidak aman yang berisiko terjadi penularan HIV jika si terapis mengidap HIV/AIDS yaitu hubungan seksual penetrasi dengan kondisi penis tidak memakai kondom.

Pada foreplay (percumbuan sebelum seks) jika penis bersentuhan dengan cairan vagina maka ada risiko tertular HIV jika si terapis mengidap HIV/AIDS. Apalagi terjadi seks oral cunnilingus yaitu vagina dirangsang dengan bibir dan lidah laki-laki tentu ada risiko jika si terapis mengidap HIV/AIDS.

(2). Persoalan besar yang dihadapi terkait dengan epidemi HIV/AIDS adalah tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan orang-orang yang tertular HIV sebelum masa AIDS (secara statistik masa AIDS antara 5-10 tahun setelah tertular HIV).

Maka, langkah Saudara memakai kondom sudah tepat. Hanya saja ada persoalan lain yaitu kualitas, tanggal kadaluarsa dan cara menyobek bungkus kondom. Sering terjadi kondom tergores kuku ketika membuka bungkus kondom karena tidak hati-hati. Itu artinya ada rongga di kondom yang bisa jadi pintu masuk virus.

Persoalan lain adalah Saudara tidak bisa memastikan status HIV si terapis karena tidak bisa diketahui dari fisik sehingga memakai kondom dengan kondom yang tidak lewat masa kadaluarsa dan menyobek bungkus dengan benar merupakan salah satu langkah mencegah risiko tertular HIV/AIDS. *

disclaimer-5c314a6fbde5753c9c15bae5.jpg

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline