Tanya Jawab AIDS No 2 /September 2018
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: "AIDS Watch Indonesia" (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp: 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya: Selamat sore. Saya sudah melakukan tes HIV dan dinyatakan nonreaktif. Terakhir saya melakukan perilaku berisiko lebih kurang enam bulan yang lalu. Pertanyaan saya, apakah hasil tersebut valid sehingga dsaya dinyatakan bebas HIV?
Via SMS (28/8-2018)
Jawab: Sesuai standar tes HIV yang baku yaitu minimal tiga bulan setelah perilaku seksual berisiko terakhir, tes yang Saudara lakukan sudah benar. Soal hasil tes HIV perlu dipertanyakan standar res HIV yang mereka jalankah terhadap Saudara.
Sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Sedunia (WHO) setiap tes HIV, apa pun hasilnya, harus dilakukan tes konfirmasi. Misalnya, tes pertama dengan reagen ELISA maka tes konfirmasi dilakukan dengan Western Blot. Karena berbagai faktor terkait dengan Western Blot, misalnya harga yang mahal dan terbatas tempat yang menyediakan, maka WHO merekomendasari tes pertama dengan ELISA, dilanjutkan dengan tes konfirmasi tetap dengan ELISA tapi tiga kali dengan reagen dan teknik yang berbeda.
Apakah tes HIV yang Saudara lakukan sesuai dengan rekomendasi WHO tentang tes HIV?
Yang perlu diingat adalah hasi tes HIV nonreaktif (negatif) hanya berlaku sampai sampel darah diambil untuk tes HIV. Artinya, hasil tes HIV negatif tidak jaminan Saudara selamanya akan bebas HIV karena bisa saja setelah tes HIV Saudara melakukan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV sehingga Saudara tertular HIV.
Yang bisa jadi jaminan seseorang 'bebas HIV' adalah dengan tidak melakukan perilaku-perilaku berisiko tertular HIV, al.: (a) tidak melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti, (b) tidak melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang sering ganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK). *