Tampaknya, strategi yang dilancar kubu oposisi melalui mantan PM Mahathir Mohomad sebagai calon PM dan Wan Azizah Wan Ismail sebagai wakil PM tentang wajah pemerintah yang disebut Mahathir 'pencuri' berhasil mengalahkan incumbent pada Pemilu tanggal 9 Mei 2018.
Warga negara Malaysia kenal dengan sikap Mahathir ketika jadi perdama menteri yang keras. Dan, Mahathir sendiri mengakui hal itu. Dengan 'perahu' partai Pakatan Harapan Mahathir ingin 'menebus dosa'.
Disebutkan bahwa Mahathir telah membuat kesalahan di masa lalu, dan mencari pengampunan untuk itu. Namun, tidak ada kesalahan masa lalunya yang akan dibandingkan dengan kesalahan yang dia buat ketika dia memilih Datuk Seri Najib Razak sebagai perdana menteri.
1MDB
Mahathir berbicara pada rapat umum di Desa Pandan (1/5-2018) dan meminta maaf atas kesalahan terbesar dalam hidupnya itu. Dia berbicara kepada 1.500 warga yang hadir. Dia berkata, "Kesalahan terbesar dalam hidup saya adalah memilih Najib Abdul Razak (sebagai perdana menteri). Saya akan memperbaiki kesalahan ini. Saya bekerja keras untuk memperbaikinya dengan dukungan Anda semua." (news.rakyatku.com, 3/5-2018)
Dalam salah satu orasi politik (14 Oktober 2017) Mahathir menyebut Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, adalah perompak. mengatakan: "Perdana menteri (Malaysia, Najib Razak) adalah perompak. Mungkin karena dia berasal keturunan suku Bugis. Entah bagaimana dia sampai ke Malaysia. Kembalilah ke bugis, kami tak butuh kamu. Karena kamu adalah pencuri." (news.rakyatku.com, 21/10-2017),
Orasi Mahathir itu membuat orang-orang Bugis di Malaysia dan Indonesia marah. Tapi, tunggu dulu. Menurut Mahathir: "Saya tak hina orang Bugis, orang Bugis ada yang baik, tapi perampok pun ada juga. Salahkah bilang begitu. Apakah orang Bugis tidak berkata kalangan orang Bugis tak ada perampok, ada." Ini disampaikan Mahathir di majelis rapat umum di Dataran Stargate di Alor Setar (20/10-2017).
Banyak kalangan, bahkan Jusuf Kalla, yang menggugat Mahathir. Seperti halnya ketika Mochtar Lubis menyampaikan ceramah kebudayaan di TIM (Taman Ismail Marzuki), Jakarta, dengan judul "Manusia Indonesia" (Sebuah pertanggungan jawab), 6 April 1977 mendapat 'serangan' dari segala penjuru bahkan sebagian besar ilmuwan bergelar doktor dan profesor.
Mereka 'menggugat' Lubis karena bagi mereka tidak semua orang Jawa seperti yang digambarkan Lubis. Sejalan dengan Mahathir yang tidak menyebut semua 'orang Bugis' begitu juga dengan Lubis yang tidak menggenalisir. Lubis mengatakan "Dalam memberikan gambaran secara umum tentang sesuatu soal, patut dipahami secara implisit, bahwa selalu ada kekecualian." [hal. 92, Mochtar Lubis, Manusia Indonesia" (Sebuah pertanggungan jawab), Yayasan Idayu, Jakarta, 1978),
Serangan Mahathir terhadap pemerintah al. karena dugaan korupsi yang dikenal sebagai perusahaan investasi negara Malaysia "1Malaysia Development Berhad" (1MDB) yang didirikan PM malaysia Najib Razak pada tahun 2009.
Mahathir kemudian kembali ke dunia politik untuk menantang PM Najid Razak yang dibelit isu berupa skandal keuangan bernilai miliaran dolar AS tsb (Baca juga:Pemilu Malaysia, Pertarungan Antara "Incumbent" dan Mantan PM).