Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Di Kota Payakumbuh: “Bayi Terlahir dari Orangtua Penderita HIV/AIDS”

Diperbarui: 11 Oktober 2016   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: www.youthjamaica.com)

Berdasarkan rumusan medis terhadap penyebaran HIV/AIDS, satu penderita akan menyebarkan virus kepada 100 orang.” Ini ada dalam berita “53 Warga Payakumbuh Positif HIV/AIDS” (harianhaluan.com, 9/9-2016).

Bagaimana seorang bayi yang mengidap HIV/AIDS menularkan virus yang ada di badannya ke 100 orang lain. Seorang ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS karena tertular dari suaminya, bagaimana pula dia bisa menulari 100?

Kalau benar 1 pengidap HIV/AIDS otomatis menularkan HIV/AIDS ke 100 orang lain, maka penduduk dunia yang mengidap HIV/AIDS adalah 3,3 miliar atau separuh dari penduduk dunia. Di Indonesia terdeteksi 276.511. Kalau memakai rumus itu, maka penduduk Indonesia yang mengidap HIV/AIDS berumlah 27,7 juta. Fantastis.

“Rumus” tsb. tidak bisa dipakai secara langsung atau ‘telanjang’ karena itu bukan untuk menghitung jumlah kasus HIV/AIDS. “Rumus” itu dipakai al. untuk merancang program penanggulangan, penyediaan obat, dll., dengan persyaratan tertentu, seperti tingkat pelacuran tinggi, pemakaian kondom rendah, gizi buruk, sanitasi rendah, dll.

Kalau Dinkes Kota Payakumbuh tetap memakai rumus itu, maka itu membuktikan di Kota Payakumpuh tingkat pelacuran tinggi, pemakaian kondom rendah, gizi buruk, sanitasi rendah, dll.

Dengan 53 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Kota Payakumbuh menempatkan kota ini pada peringkat ke-5 dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar. Yang jadi masalah besar di Kota Payakumbuh adalah kasus yang tedeteksi  (53) tidak menggambarkan kasus HIV/AIDS yang sebenarnya di masyarakat. Epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es yaitu kasus yang terdeteksi (53) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut.

Maka, yang diperlukan adalah penanggulangan HIV/AIDS melalui sistem yang bisa mendeteksi kasus yang di masyarakat tanpa melawan hukum dan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Disebutkan oleh  Kepala Seksi Pence­gahan Penyakit Menular, Di­nas Kesehatan Kota Payakum­buh, dr Nela Fatma: “Bayi terlahir dari orang tua penderita HIV/AIDS. Otomatis virus menyebar ke anak. Ini yang terjadi di Kota Payakumbuh.”

Tidak dijelaskan HIV/AIDS menular ke bayi yang lahir melalui siapa karena orang tua ada dua yaitu suami (ayah) dan istri (ibu). Yang jelas ayah menularkan HIV ke ibu secara horizontal. Ketika ibu hamil ada risiko penularan HIV secara vertikal ketika dalam kandungan, saat persalinan atau ketika menyusui air susu ibu (ASI).

Bertolak dari data ‘Bayi terlahir dari orang tua penderita HIV/AIDS’ itu artinya ada suami di Kota Payakumbuh yang melakukan perilaku berisiko, yaitu:

(1) Laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom di dalam ikatan pernikahan yang sah di Kota Payakumbuh atau di luar Kota Payakumbuh dan di luar negeri dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu di antara perempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline