Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

BCA Dukung dan Dorong Orang-orang Kreatif sebagai Pelaku Ekonomi Kreatif

Diperbarui: 20 September 2016   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erda Rindrasih (kanan berkerudung), Pengamat Pariwisata Industri Kreatif di Pusat Studi Pariwisata UGM Yogyakarta, memaparkan materi di Diskusi BCA Kafe 3 bertama “OK (Orang Kreatif): Generasi Baru Kekuatan Ekonomi Indonesia” di Break Out Area, Menara BCA Lt. 22, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, 19/9-2016(Foto: kompasiana.com/Syaiful W. Harahap).

Kemajuan teknologi membuat lapangan kerja fisik kian terusik. Kalau dulu ada padat karya yaitu industri yang memproduksi barang dengan jumlah tenaga kerja yang besar, sekarang pola itu berubah. Kegiatan industri dijalankan oleh beberapa orang operator saja. Untuk itulah perlu digali dan dikembangkan sektor ekonomi lain yang bisa menyerap banyak tenaga kerja.

“Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang menyerap banyak tenaga kerja,” kata Erda Rindrasih, Pengamat Pariwisata Industri Kreatif di Pusat Studi Pariwisata UGM Yogyakarta, pada acara Diskusi  BCA Kafe 3 bertama “OK(Orang Kreatif): Generasi Baru Kekuatan Ekonomi Indonesia” di Break Out Area, Menara BCA Lt. 22, Jl  MH Thamrin, Jakarta Pusat (19/9-2016). Tenaga kerja di sektor pariwisata mulai dari penyedia jasa informasi wisata, transportasi, kuliner, pertunjukan, akomodasi, dst. Ini sejak dari perencanaan melakukan wisata sampai kegiatan di destinasi yaitu daerah tujuan wisata (DTW).

Masalahnya adalah sektor-sektor yang diharapkan bisa masuk ke sektor pariwisata bukan lagi ekonomi konvensional karena hal ini sudah masuk dalam jaringan global yang melibatkan orang-orang pemilik modal dan perusahaan-perusahaan multinasional. Nah, seperti dikatakan oleh Solihin Sofian, Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya APINDO, yang diusung adalah ekonomi. kreatif. Bidang ini sudah ditetapkan sebagai salah satu dari sepuluh sektor ekonomi.

Biaya Iklan

Ekonomi kreatif adalah  sebuah konsep baru di sektor ekonomi yang mengandalkan informasi untuk mendukung kreativitas yang muncul dari ide-ide kreatif dengan mengandalkan sumber daya manusia dan sumber saya alam yang tersedia untuk menghasilkan produk dan jasa. Maka, dalam kaitan inilah kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui BCA Learning Service mendorong dan mendukung pelaku ekonomi kreatif melalui berbagai kegiatan untuk mengembangkan potensi yang ada, khususnya industri yang berpijak pada kreativitas.

Lena Setiawati, General Manager BCA Learning Service, membuktikannya dengan menggelar acara akbarIndonesia Knowledge Forum (IKF) V dengan tema: Moving Our Nation To The Next Level: “Optimizing Knowledge and Creativity to Ride the Wave of New Generation in Accelerating Indonesia Economy.” Acara dilangsungkan di Ritz Carlton Pacific Place Hotel, Jakarta, tanggal 6-7 Oktober 2016.

bca1-57e0f3df63afbd021ba7ee7b.jpg

BCA tidak mengada-ada soal ekonomi kreatif ini karena data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif. Sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen. Nilai tambah dari sektor industri kreatif sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB (produk domestik bruto) nasional.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sendiri mengharapkan pada tahun 2019 sektor ekonomi kreatif akan tumbuh 12 persen PDB, dan akan menyerap 13 juta tenaga kerja dengan kontribusi 10 persen ekspor nasional.

bca2-57e0f44c03b0bd8b136f5aee.jpg

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam paparannya mengatakan bahwa kemajuan teknologi juga membuka peluang baru bagi industri kreatif yaitu di sektor media.  Selama ini pengeluaran untuk media besar yaitu biaya pemasangan iklan. Tapi, “Dengan hadirnya media sosial biaya iklan bisa diatasi,” kata Jahja. Erda juga memaparkan peranan media sosial dalam memasarkan objek-objek pariwisata dengan berbagai macam tampilan dan muatan. Di sini juga diperlukan kreativitas, seperti yang disampaikan oleh Andi Martin, CEO Kratoon Channnel, yang memanfaat media sosial sebagai sarana memasarkan hasil kreativitas.

Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Mengengah 2015-2019 pertumbuhan sektor industri kreatif menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi nasional.  Maka, perlu dukungan bagi orang-orang yang kreatif dengan memfasilitasi mereka agar mata rantai kegiatan mulai dari tahap ide, kreasi, konsumsi, distribusi sampai konservasi bersinergi dengan pembangunan nasional.

Berbagai upaya dan langkah dilakukan banyak kalangan untuk mengembangkan kreativitas. Di Bandung, misalnya, Fiki C Satari, menggagas Bandung Creative City Forum (BCCF) yang kini sudah menjalin kerja sama melalui jejaring dengan berbagai institusi nasional dan internasional. Fiki juga mendorong kreativitas mulai dari lingkungan RT agar memacu masyarakat mengembangkan ide-ide sebagai bentuk kreativitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline