Jakarta, 12 Juni 2016. Untuk meningkatkan kapasitas wartawan, khususnya wartawan media cetak nasional, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menyelenggarakan lokakarya “Penguatan Kapasitas Penulisan Berita Tentang HIV dan AIDS Bagi Wartawan dari 15 Provinsi” tanggal 13-15 Juni 2016 di Pomelotel, Kuningan, Jakarta Selatan.
“Kita ingin meningkatkan kemampuan wartawan untuk menulis berita HIV dan AIDS yang humanis dan menjadi bagian dari advokasi bagi pemangku kepentingan dalam merancang program penanganan HIV dan AIDS,” kata Indira Susatio, Koordinator PIAN dan Komunikasi, KPAN. Untuk itu diundang ke Jakarta 30 wartawan dari 15 provinsi. Setiap provinsi mengirim dua wartawan yang direkomendasikan oleh Komisi Penaggulangan AIDS Provinsi (KPAP).
Media massa menjadi ujung tombak dalam menyebarluaskan informasi tentang HIV dan AIDS, maka, “Kalau informasi tidak akurat tentu tidak membawa pencerahan bagi masyarakat tentang cara-cara melindungi diri agar tidak tertular HIV,” ujar Syaiful W. Harahap, wartawan yang mengkhususkan diri pada penulisan AIDS yang juga akan menjadi narasumber dalam lokakarya ini. Dr Kemal Siregar, Sekretaris KPAN, akan menyampaikan “Situasi Epidemi HIV Terkini di Indonesia”, dan Dr Maya Trisiswati memberikan materi “Penyegaran Informasi Dasar HIV dan AIDS”.
Data Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), Kemenkes RI, kasus kumulatif HIV/AIDS di Indonesia per 31 Desember 2015 mencapai 268.185 yang terdiri atas 191.073 HIV dan 77.112 AIDS dengan jumlah kematian terkait AIDS sebanyak 13.319.
Sosialisasi cara-cara pencegahan penularan HIV dan pengendalian epidemi HIV dan AIDS kian penting karena data Ditjen PP&PL menunjukkan kasus AIDS (orang-orang yang terinfeksi HIV yang sudah masuk masa AIDS dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah kena penyakit) paling banyak terdeteksi pada ibu rumah tangga yaitu 10.626, disusul karyawan 9.603, dan wiraswasta 9.439.
Jumlah kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Jawa Timur (13.623), Papua (13.328), DKI Jakarta (8.093), Bali (5.921), Jawa Tengah (5.042), Jawa Barat (4.870), Sumatera Utara (3.761), Kalimantan Barat (2.457), Sulawesi Selatan (2.239), dan NTT (1.927). Sedangkan jumlah kasus infeksi HIV terbanyak dilaporkan oleh DKI Jakarta (39.347), Jawa Timur (24.916), Papua (20.859), Jawa Barat (17.679), dan Jawa Tengah (12.835).
Dalam lokakarya wartawan akan diajak melihat realitas sosial terkait dengan penyebaran HIV dan AIDS di daerahnya dengan skala nasional agar bisa menulis berita yang mendorong berbagai kalangan aktif dalam menanggulangi penyebaran HIV. Jika tidak ada upaya yang komprehensif dalam menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS, maka insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi yang kelak bisa menjadi persoalan besar bagi daerah dan nasional karena terkait dengan biaya perawatan dan pengobatan Odha (Orang dengan HIV/AIDS).
Wartawan yang diundang mengikuti lokakarya berasal dari Provinsi-provinsi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara. (Siaran Pers)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H