Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Sering “ML” dengan Cewek Pemijat, Ketakutan: Apakah Sudah Kena AIDS?

Diperbarui: 8 Maret 2016   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanya Jawab AIDS No 1/Februari 2016

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap di “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) melalui: (1) Surat ke: SW Harahap, Markas BaraJP, Jl. Bhinneka Raya No 3, Cawang Baru, Jakarta 13340, (2) Telepon (021) 8566755, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.

*****

Tanya: Saya seorang karyawan swasta. Selama hampir dua tahun belakagan ini saya ke panti pijat plus-plus, tapi hanya sekali bulan dan itupun tidak setiap bulan. Kadang saya hanya martubasi pake tangan cewek, seks oral beberapa kali. Seingat saya ada enam kali. ML pakai kondom empat kali, tidak pakai kondom satu kali itupun keburu keluar di luar vagina. Hanya dua kali orgasme di dalam. Nah, sepulang dari luar negeri setelah satu bulan di sana, baru kerja tiga hari kerja saya demam. Selang beberapa hari kelanjar getah bening bengkak. Saya berobat ke dokter. Kata dokter hanya radang dan perlu istirahat. (1) Berapa persen saya kemungkinan terjangkit HIV/AIDS? Sekarang saya dah gak pernah ke panti lagi. Mohon penjelasannya. Terima kasih.

Tn “H” via e-mail (5/2-2016)

Jawab: (1) Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kali kemungkinan terjadi penularan. Persoalannya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual keberapa terjadi penularan. Bisa yang pertama, kedua, ketujuh, kedua puluh lima, ketujuh puluh, kesembilan puluh dan bisa jadi pada hubungan seksual yang keseratus.

Itu artinya setiap kali melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang mengidap HIV/AIDS selalu ada risiko tertular.

Terkait dengan kasus Saudara masalahnya adalah kita tidak tahu apakah cewek-cewek yang pernah Saudara kencani mengidap HIV/AIDS atau tidak. Kalau tidak Saudara tidak berisiko tertular HIV.

Tapi, yang perlu diingat adalah cewek-cewek itu adalah perempuan yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS karena mereka melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan laki-laki yang berganti-ganti. Bisa saja terjadi salah satu laki-laki yang mengencani mereka mengidap HIV/AIDS sehingga cewek-cewek itu berisiko tertular HIV.

Karena Saudara tidak mengetahui status HIV cewek-cewek itu dan Saudaran pernah ngeseks tanpa kondom, maka Saudara berisiko tertular HIV.

Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual bukan karena ejakulasi terjadi di dalam vagina, tapi karena penis bergesekan dengan vagina dan penis pun ‘berendam’ di cairan vagina. Dalam jumlah yang bisa ditularkan HIV ada di dalam cairan vagina, sedangkan gesekan penis dengan vagina bisa menimbulkan iritasi yang menjadi pintu masuk HIV.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline