“17 PSK Terindikasi HIV/AIDS Dipulangkan” Ini judul berita di www.korankaltim.com (1/2-2016). Ini Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kaltim.
Jika disimak makna yang ada di dalam judul berita ini, maka ada 17 PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Itu artinya ada pula 17 laki-laki dewasa, dalam kehidupan sehari-hari al. bisa sebagai seorang suami, yang mengidap HIV/AIDS yaitu yang menularkan HIV ke PSK tsb.
Di sisi lain ada pula puluhan bahkan ratusan laki-laki dewasa, dalam kehidupan sehari-hari al. bisa sebagai seorang suami, yang berisiko tertular HIV dari 17 PSK tadi jika ketika mereka melakukan hubungan seksual laki-laki tidak memakai kondom.
Secara teoritis seseorang terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV minimal sudah tertular 3 (tiga) bulan. Waktu tiga bulan diperlukan tubuh untuk memproduksi antibody HIV. Dalam tes HIV yang dicari bukan virus (HIV), tapi antibody HIV.
Maka, ada 3.060 laki-laki yang berisiko tertular HIV, yaitu 17 PSK x 3 laki-kaki/malam x 20 hari/bulan x 3 bulan. Angka ini jika memang 17 PSK itu baru tertular 3 bulan sebelum dites. Kalau ada di antara 17 PSK itu ketika dites sudah masuk masa AIDS itu artinya PSK itu sudah tertular antara 5-15 tahun sebelum menjalani tes HIV. Nah, kalau ini yang terjadi maka jumlah laki-laki yang berisko tertular HIV bisa mencapai ribuan.
Celakanya, laki-laki dewasa yang tertular HIV dari PSK tidak menyadarinya. Bahkan bertahun-tahun tidak ada gejala dan keluhan yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang tertular HIV.
Kondisi di atas membuat laki-laki yang mengidap HIV/AIDS, dalam hal ini yang tertular dari 17 PSK tadi, menjadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat secara horizontal, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Salah satu indikator laki-laki sebagai penyebar HIV adalah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada perempuan hamil. Sayang, dalam berita tidak ada data tentang jumlah kasus HIV/AIDS di Kukar.
Dalam berita disebutkan “Pemulangan dilakukan setelah mereka menjalani perawatan medis dan pendampingan.”
PSK itu menjalani perawatan medis apa? Tidak dijelaskan. Soalnya, orang-orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS tidak otomatis membutuhkan pelayanan medis, kecuali sudah masuk masa AIDS karena ada infeksi oportunistik, seperti diare, TBC, jamur di mulut, dll.