Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Serial Santet #24 | Kawat untuk Menyumbat Lobang Hidung

Diperbarui: 15 Juni 2018   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam menunjukkan pukul 01.30. Dini hari (18/8-2015) itu saya tiba-tiba terbangun karena terasa mual dan ada yang masuk ke rongga hidung dari dalam. Setelah salat malam saya lanjutkan tidur.

Sejak subuh hidung sumbat. Sama sekali tidak bisa menarik napas dari hidung. Bernapas pun melalui mulut.

Wah, celaka.

Ada apa (lagi) ini?

Obat-obatan pun tidak bisa membuka ‘sumbatan’ di lobang hidung. Menjelang siang sumbatan agak terbuka, tapi tetap saja berat menarik napas dari hidung. Di malam hari saya sediakan sapu tangan untuk mengusap hidung. Celakanya, sapu tangan itu hilang.

Semula diletakkan di atas printer. Rabu pagi sapu tangan itu masih ada. Tapi, pada malam hari ketika tiba di rumah sapu tanga itu raib.

Apakah dibawa tikus?

Semua sudut sudah dicari tidak ada.

“Ya, itu ‘diambil’, Pak,” kata Pak Ajie (dikenal juga sebagai Pak Misbah).

Astaga. Ini benar-benar tidak masuk akal, tapi fakta. Sejak dulu mulai dari sapu tangan, kaos kaki, CD, dan kemeja sering hilang. Itu sangat mungkin karena banyak orang di rumah.

Tapi, sekarang hanya saya sendiri di rumah. Kunci pun hanya saya yang pegang. Tidak ada pintu atau jendela yang bisa dipakai untuk masuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline