Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Serial Santet #13 | Suara Hentakan Kaki Hilir-mudik di Loteng

Diperbarui: 14 Juni 2018   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam di ponsel menunjukkan pukul 01.30 WITA.

Ponsel berdering. Balikpapan, Kaltim, 3 November 2007.

Ponsel saya angkat: ”Pak, Bapak di mana? Bawa “X” (nama putri saya), nggak?”

Itulah tulisan berupa SMS yang muncul di layar ponsel saya. Pesan itu dari Pak Miscbah di Cilegon, Banten, salah satu dari tujuh ’orang pintar’ yang mengobati saya dan putri saya.

Busyet. Koq dini hari gini tanya anak saya?

Ada apa?

Anak saya memang tidak ikut karena dia sekolah. Kalau dia libur selalu saya bawa karena selalu saja ada kejadian di rumah yang membuat saya khawatir. Waktu itu duduk di SMA.

Tidak berapa lama ada telepon masuk ke ponsel saya. Ternyata dari rumah kontrakan di bilangan Petak Panjang, Pisangan Lama III, Jakarta Timur.

”Pak, kami takut, Pak.” Itulah suara pertama yang saya dengar.

Suara itu suara salah seorang pembantu di rumah. Rupanya, mereka bertiga sudah bangun sejak pukul 00.00 WIB, atau pukul 01.00 WITA di Balikpapan, dan saling berpelukan.

Mereka bertiga menangis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline