Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

AIDS pada Perangkat Desa di Kab Kendal, Jawa Tengah

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

”Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Aisiyah Kendal, dari 500 penderita virus HIV/AIDS yang ada di Kabupaten Kendal, sekitar 4 persen di antaranya adalah perangkat desa di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.” Ini lead pada berita ”Sekitar 4 Persen dari 500 Penderita Virus HIV/AIDS adalah Perangkat Desa” (kompas.com, 21/3-2012).

Fakta itu merupakan konsekuensi logis dari ’kekuasaan’ yang mereka miliki, yaitu uang dan jabatan. Uang bisa membawa mereka ’mengembara’ mencari ’cinta’, sedangkan jabatan memungkinkan mereka beristri lebih dari satu.

’Pengembaraan’ perangkat desa itu membuat mereka melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, terutama pekerja seks. Ini menempatkan perangkat desa yang ’nakal’ berada pada risiko tinggi tertular HIV.

Begitu pula dengan beristri lebih dari satu merupakan perilaku berisiko jika ada di atara istri mereka yang sudah pernah menikah. Soalnya, tidak bisa diketahui dengan pasti perilaku suami-suami mereka.

Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti, mengatakan: ” .... perangkat desa di Kendal harus bisa menghentikan kebiasaan buruknya, baik dalam hal bergonta ganti pasangan atau menggunakan narkoba. Sebab dua hal itu adalah penyebab menularnya virus HIV/AIDS.”

Yang buruk bukan karena ganti-ganti pasangan atau dengan yang sering berganti pasangan, tapi perangkat desa yang ’hidung belang’ tidak memakai kondom sehingga mereka berisiko tertular HIV.

Ketua PPDI Kabupaten Kendal, Chumaidi, mengaku belum mempercayai survei tersebut. Dikabarkan perangkat desa di Kendal tercatat 3.400.

Chumaidi boleh-boleh saja tidak menyetujui data itu. Lima atau sepuluh tahun ke depan baru kelabakan karena banyak di antara mereka yang sudah masuk masa AIDS sehingga menunjukkan gejala berupa penyakit terkait AIDS, seperti sariawan, ruam, diare, atau TB yang sangat sulit disembuhkan.

Yang menjadi persoalan besar adalah ’kebiasaan’ perangkat desa yang sering beristri lebih dari satu. Nah, kalau Pak Perangkat Desa mengidap HIV/AIDS maka jumlah perempuan yang berisiko tertular HIV pun akan sangat besar.

Tentu bukan hal yang mudah menghentikan ’kebiasaan buruk’, maka yang perlu disampaikan adalah cara-cara konkret untuk melindungi diri agar tidak tertular HIV. ***[Syaiful W. Harahap]***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline