Di Kab Bone Bolango, Prov Gorontalo, HIV/AIDS Ditanggulangi dengan ‘Bergaul Sehat’

“Penyebaran penyakit menular terutama penyakit HIV Aids di Provinsi Gorontalo khususnya di Kabupaten Bone Bolango (Prov Gorontalo-pen.) kian mengkhawatirkan.” (HIV Aids Rambah Empat Kecamatan di Bonbol, www.bonebolangokab.go.id, 22/12-2011).

Rupanya, dari 75 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Prov Gorontalo 10 di antaranya terdeteksi di Kab Bone Bolango. Dengan angka sekecil ini pun pemerintah di sana sudah khawatir, padahal angka itu tidak menggambarkan kasus yang sebenarnya di masyarakat.

Sayang, dalam berita tidak ada informasi tentang cara-cara penanggulangan agar HIV/AIDS tidak kian menyebar di Gorontalo.

Celakanya, pernyataan pejabat yang dikutip wartawan justru tidak akurat karena hanya mitos (anggapan yang salah). Menurut Plt Bupati Bone Bolango, H. Hamim Pou, S. Kom, MH, penyakit HIV Aids bisa menular dari pergaulan bebas, seks bebas, dan bergonta ganti pasangan.

Pernyataan itu menunjukkan Plt Bupati tidak memahami HIV/AIDS secara akurat. Penularan HIV melalui hubungan seksual terjadi karena KONDISI HUBUNGAN SEKSUAL (salah satu mengidap HIV dan laki-laki tidak memakai kondom) bukan karena SIFAT HUBUNGAN SEKSUAL (pergaulan bebas, seks bebas, dan bergonta ganti pasangan).

Pernyataan itu pun membingungkan masyarakat karena ada kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga. Hubungan seksual pada pasangan tsb dilakukan di dalam nikah bukan pergaulan bebas, tidak ‘seks bebas’ dan tidak pula bergonta-ganti pasangan.

Terkait dengan kasus HIV/AIDS Bone Bolango, Plt Bupati, mengharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat di daerah ini untuk waspada terhadap bahaya penularan HIV Aids.

Bagaimana caranya? Menurut Plt Bupati Hamim Pou: ”Jadi tolong bergaulah dengan sehat.”

Pernyataan ini adalah jargon moral yang tidak konkret terkait dengan upaya menanggulangi penyebaran HIV.

Apa yang dimaksud dengan ‘bergaul dengan sehat’? Dalam berita tidak dijelaskan.

Jika penanggulangan HIV/AIDS tetap bertumpu pada moral tanpa langkah yang konkret, maka penyebaran HV di Gorontalo akan terus terjadi. Kasus-kasus yang tidak terdeteksi akan menjadi ’bom waktu’ ledakan AIDS di masa yang akan datang. ***[Syaiful W. Harahap]***