Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

AIDS di Bangka Selatan: Mengabaikan Laki-laki Penular HIV kepada PSK dan Laki-laki yang Tertular HIV dari PSK

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Tes HIV pada PSK bisa Menghasilkan Negatif Palsu

Lagi-lagi pemahaman yang tidak akurat terhadap HIV/AIDS sebagai fakta medis di tataran realitas sosial. Pemkab Kabupaten Bangka Selatan, Prov Bangka Belitung, dalam hal ini Dinkes Kab Bangka Selatan, ternyata mengabaikan laki-laki yang menularkan HIV kepada pekerja seks komersial (PSK) dan laki-laki yang tertular HIV dari PSK. Hal ini tercermin dari berita "2 PSK di Bangka Selatan Terindikasi HIV" (www.mediaindonesia.com, 13/5-2011).

Disebutkan: " .... dua PSK di Kab Bangka Selatan terindikasi mengidap penyakit HIV/AIDS." Pemakaian kata 'terindikasi' terkait dengan HIV/AIDS tidak tepat karena hasil tes HIV menunjukkan positif atau negatif. Selain itu HIV/AIDS bukan penyakit. HIV adalah virus penyebab AIDS. Sedangkan AIDS ada masa setelah seseorang tertular HIV antara 5-15 tahun. Maka, yang tepat adalah 'dua PSK terdeteksi HIV-positif'.

Disebutkan: "Kasus tsb. terungkap setelah Tim Kementerian Kesehatan Direktorat Penyakit Menular bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Tenaga Kerja Kab Bangka Selatan dua pekan lalu mengecek kesehatan wanita penghibur di 16 titik tempat hiburan malam yang tersebar di wilayah itu." Pengecekan kesehatan tidak untuk mendeteksi HIV. Untuk mendeteksi HIV dilakukan tes HIV.

Menurut Kadinkes Basel, Sofiandi: " ... dari sekitar 80 wanita hanya 63 yang berhasil diperiksa, ...." Berarti ada 61 yang dikategorikan 'negatif'. Ini bisa celaka karena tes HIV tanpa konfirmasi bisa menghasilkan negatif palsu. Artinya, kalau ada di antara 61 itu ketika darahnya diambil untuk tes HIV ada pada masa jendela (tertular di bawah tiga bulan) maka hasil tes bisa positif palsu (HIV tidak ada di darah tapi terdeteksi) atau negatif palsu HIV ada di darah tapi tidak terdeteksi).

Masa Jendela pada Epidemi HIV

Yang celaka adalah PSK yang terdeteksi negatif ternyata palsu. PSK itu tetap 'beroperasi' padahal dalam darahnya ada HIV. Maka, penyebaran pun terus terjadi.

Disebutkan: " .... dilihat dari potensi akan adanya peningkatan penularan penyakit, salah satu tim menyatakan Basel perlu disuport dana khusus menanggulangi penyakit ini."

Persoalannya adalah: Apakah penanggulangan berpijak pada fakta medis atau mengedepankan moral dan agama? Kalau mengedepankan moral dan agama, maka penanggulangan hanya berjalan secara normatif sehingga tidak menyentuh akar persoalan.

Disebutkan pula: "Dari hasil pendataan dan pemeriksaan virus yang terdapat pada 2 PSK tersebut, dipastikan menular melalui hubungan seks komersial ataupun kebebasan seks lainnya." Ini ngawur bin ngaco karena penularan HIV melalui hubungan seksual terjadi karena kondisi hubungan seksual (salah satu mengidap HIV dan laki-laki tidak memakai kondom) bukan karena sifat hubungan seksual (zina, melacur, dll.). Dalam ikatan pernikahan yang sah pun bisa terjadi penularan HIV kalau salah satu dari pasangan itu mengidap HIV dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama.

Dikabarkan: ".... tindaklanjut dari temuan ini Dinkes Basel dalam waktu dekat akan melakukan pendekatan secara persuasif agar pengidap HIV Aids ini tidak lagi melakukan praktik seks komersial, karena penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline