Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Menyoal Rencana Pemberian Gelar ‘Raja Batak’ untuk Presiden SBY

Diperbarui: 3 Februari 2016   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

* Setiap Marga di Batak Mempunyai Raja Sendiri ....

 

Kontroversi Gelar Raja Batak. Orang Batak Kecam Rencana Pemberian Gelar Raja Batak untuk SBY.” Ini judul berita di tribunnews.com (16/1-2011). Berita ini mengusik saya sebagai orang Batak karena ada hal yang sangat mendasar terkait dengan pemahaman dan pengertian ’raja’ di masyarakat Batak. Jika tidak diluruskan maka kemurnian adat-istiadat Batak akan rusak hanya karena ambisipolitis yang tidak akan pernah jujur.

Tapi, syukurlah Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, menegaskan gelar adat yang bakal diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Sumatera Utara bukan penghargaan sebagai ‘Raja Batak’. tapi ada satu suku yang akan memberikan penghargaan kepada Presiden SBY (tribunnews.com, 17/1-2011).

Pernyataan Jurbir Kepresidenan ini diperkuat oleh Pendiri DPP Himpunan Pemuda Batak Toba (Humatob), Resman Panjaitan, yang menilai rencana pemberian gelar kehormatan pada Presiden SBY adalah hal yang wajar. Namun yang diberikan itu bukan sebutan si Raja Batak (tribunnews.com, 17/1-2011).

Kunjungan Presiden SBY ke Tanah Batak berkenaan dengan peresmian infrastruktur PLN yang dilanjutkan dengan peresmian Museum Batak. Dalam kaitan inilah dikabarkan Presiden SBY akan menerima gelar. Jika memang yang akan diberikan adalah penghargaan satu suku tentu akan mengesankan Batak karena terkait dengan Museum (orang atau suku) Batak.

Rencana pemberian gelar ‘Raja Batak’ kepada Presiden SBY mengundang kontroversi karena dalam tatanan kehidupan masyarakat Batak dikenal marga. Setiap marga mempunyai raja. Itulah sebabnya ada slogan yang mengatakan bahwa semua orang Batak adalah ‘raja’.

Maka, jika Presiden SBY dinobatkan sebagai ‘Raja Batak’ tentulah ini kekeliruan besar karena mengesankan Presiden SBY sebagai raja semua marga yang ada di Batak. Ini menyesatkan karena melemahkan kedudukan orang Batak sebagai ‘raja’ di komunitasnya karena ada intervensi secara sistematis.

Raja di Batak bukan untuk memegang kekuasaan, tapi sebagai orang yang jadi panutan karena perilakunya yang baik sesuai dengan adat-istiadat yang dipegang oleh masyarakat Batak. Itulah sebabnya dalam tatanan kehidupan masyarakat Batak setiap orang (berperilaku) sebagai ‘raja’.

Gagasan untuk memberikan gelar ‘Raja Batak’ kepada Presiden SBY merupakan tindakan yang menyesatkan karena tidak ada seorang (raja) pun yang bisa menguasai semua marga Batak. Setiap marga mempunyai ’raja’ yang menjadi panutan di komunitasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline