Lihat ke Halaman Asli

BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Ratusan Kali Cuci Darah, Lilis Selalu Gunakan Kartu JKN

Diperbarui: 27 Oktober 2022   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi BPJS Kesehatan Cabang

Tangerang  -- Derita yang dialami Lilis Rohayati (54) bermula dari tahun 2019 silam. Divonis gagal ginjal menjadi ujian berat bagi hingga saat ini. 3 tahun menjadi waktu yang tak sebentar bagi dirinya untuk bisa lepas dari bayang-bayang rumah sakit. Setiap minggu, ia harus bertemu jarum dan selang darah demi menstabilkan fungsi ginjalnya. Meskipun begitu, ia tak lantas patah arang untuk melanjutkan hari-harinya sebagai seorang ibu sekaligus karyawan di salah satu perusahaan di Kota Tangerang. 

"Pulang kerja itu rasanya saya capek sekali, kepala pusing, badan juga rasanya lemas, untuk berdiri pun saya tidak kuat. Karena terlalu lemas saya tak sadarkan diri, lalu Bapak langsung membawa saya ke rumah sakit. Dengan sigap, petugas rumah sakit langsung melakukan pemeriksaan. Setelah beberapa kali menjalani pemeriksaan ternyata hasilnya saya harus cuci darah. Kalau dihitung-hitung, sudah ratusan kali saya menjalani cuci darah. Hari-hari saya memang terasa berat awalnya, tapi karena ada suami dan anak, saya kembali tegar. Saya selalu yakin semua ujian ini pasti ada hikmahnya," kenang Lilis. 

Dari awal pelayanan cuci darah, ia merasakan sikap para petugas rumah sakit sangatlah ramah dan telaten melayani, tidak ada kesulitan administrasi, ditambah suasana kekeluargaan yang kental sangat terasa antara petugas, pasien dan keluarga pasien. Hal tersebut menjadi pendorong semangat Lilis juga pasien-pasien lainnya untuk selalu tabah dan semangat menjalani prosedur medis yang sangat menguras energi mereka.

 Satu hal lagi yang membuat Deni tenang adalah ia tidak perlu mengkhawatirkan biaya cuci darah yang dijalaninya secara rutin dua kali seminggu tersebut. "Ada Kartu JKN, tak ada biaya yang saya keluarkan. Kita tinggal tunjukkan kartu JKNnya dan mengikuti prosedur yang ada. pelayanannya cepat, tidak ada yang dipersulit. Alhamdulilah saya sangat terbantu. Iuran yang kita bayarkan secara rutin memang tidak dirasakan manfaatnya saat sehat, tapi sebenarnya iuran itu menolong peserta lain yang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan. Jika sewaktu-waktu kita sakit maka biaya pengobatan kita akan dibantu oleh iuran peserta lain yang sehat, begitu seterusnya Program JKN-KIS ini bergotong royong saling membantu sesama peserta," ujar Lilis. Lilis menambahkan dengan menjadi peserta JKN menepis kekhawatirannya akan biaya pengobatan yang mahal. 

Jika dihitung-hitung, iuran yang selama ini ia bayarkan sejak menjadi peserta JKN di tahun 2016, bisa jadi tidak mencukupi biaya cuci darah yang rutin ia lakukan kalau tidak dibantu dengan iuran peserta lain yang sehat. Merasakan sendiri manfaat dari Program JKN, dirinya menyayangkan masih ada masyarakat yang ragu untuk mendaftar menjadi peserta dan menjadi penolong sesama. Menutup perbicangan Lilis menyampaikan harapannya untuk Program JKN.(HK/ke)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline