Lihat ke Halaman Asli

BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Tugas Kita Bersama untuk Menyukseskan Program JKN-KIS

Diperbarui: 15 November 2019   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Soreang  -- Menjadi tokoh masyarakat memang memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Suparna Djaya Atmadja (42) merupakan perangkat desa di Desa Cicalengka Wetan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung mengakui bahwa tugas yang  diembannya memiliki peranan penting, apalagi setelah dirinya mengikuti Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional kepada Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, dirinya menjadi lebih paham tentang arti gotong royong yang sesungguhnya.

"Bidang kesehatan termasuk ke ranah tugas Kesra maka dari itu dengan adanya sosialisasi Program JKN-KIS kepada tokoh masyarakat sangatlah tepat, agar nantinya informasi yang kita dapat, yang kita pahami, akan disebarluaskan lagi, disosialisasikan kembali kepada masyarakat," ucap Suparna pada Jumat (08/11).

Saat diwawancarai oleh tim Jamkesnews terkait kepesertaannya pada Program JKN-KIS, Suparna mengungkapkan bahwa dirinya sudah menjadi peserta JKN-KIS sejak hadirnya Program JKN-KIS beroperasional di tahun 2014. Kala itu, dirinya terdaftar sebagai peserta mandiri kelas 2, dan kini kepesertaannya berubah menjadi Pekerja Penerima Upah (PPU) di kelas 1.

"Kalau soal kepesertaan, saya sudah sejak dulu jadi peserta JKN-KIS. Karena saya dulu sebagai peserta mandiri, Saya selalu rajin bayar iuran dan tidak pernah menunggak. Karena memang wajib, baik dalam keadaan sehat ataupun sakit kita tetap harus bayar iuran. Program JKN-KIS ini memiliki sistem gotong royong,  jadi ibaratnya  iuran yang kita bayar itu merupakan tabungan jika sewaktu-waktu kita sakit. Sakit kan gak ada yang tahu kapan datangnya, makanya perlu disiapkan dari sekarang biayanya ya melalui iuran JKN itu. Kalau keluar dari kantong sendiri manalah cukup untuk berobat. Harus dibantu dari iuran peserta lain yang juga sehat.  Jadi janganlah berpikir bahwa JKN-KIS itu sebuah dagangan, toh itu iuran dari kita untuk kita juga, untuk menolong yang lain jika kita sedang sehat. Ini juga merupakan tugas kita bersama untuk memperkokoh penyelenggaraan Program JKN-KIS," ucap Kasi Kesra ini panjang lebar.

Hingga saat ini, Suparna mengakui belum memanfaatkan kartu kepesertaannya untuk berobat. Namun, dirinya tidak pernah sama sekali merasa rugi karena tidak pernah mendapatkan manfaat yang diberikan oleh Program JKN-KIS, meskipun sebagian upahnya dialokasikan langsung untuk membayar iuran. Dirinya merasa bersyukur, bahwa iuran yang ia bayarkan tiap bulan bisa membantu peserta lainnya yang sakit untuk membayarkan biaya pengobatannya.

"Ya bersyukurlah kalau kita masih sehat-sehat saja, kan iuran yang kita bayarkan bisa berguna untuk membantu peserta yang sakit untuk membayarkan biaya pengobatannya. Yang penting daftar saja dulu jadi peserta JKN-KIS dan terus rutin bayar iuran. Urusan nanti sakit atau tidak biarlah JKN-KIS yang siap menanggung biayanya. Jadi JKN itu bukan jual-beli kesehatan nasional tapi jaminan kesehatan nasional," ucap Suparna. (BS/ir)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline