Aceh Timur (10/04/2019) - Burhanuddin adalah satu dari puluhan ribu masyarakat Aceh yang hidupnya bergantung pada usaha perikanan. Lahir dan besar di Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur, pria 64 tahun ini akrab dengan aroma laut sejak masih belia. Profesinya sebagai nelayan mandiri telah dilakoni selama puluhan tahun sebelum ginjalnya rusak, dan oleh dokter ia diharuskan menjalani cuci darah (hemodialisis) secara rutin.
Seperti yang dialami banyak pasien penyakit ginjal kronik lainnya, Burhanuddin awalnya tidak merasakan adanya gangguan atau gejala klinis di tubuhnya. Ia merasa sehat-sehat saja sampai pada suatu saat ia mengalami mati rasa dan segera dibawa keluarganya ke rumah sakit.
"Pada saat menjalani pemeriksaan di rumah sakit, ternyata diketahui saya mengalami ginjal kronik dan harus cuci darah. Alhamdulillah, berkat adanya program ini saya bisa mendapatkan pelayanan yang sangat baik, dan terima kasih untuk saudara-saudara saya peserta JKN-KIS lainnya yang tanpa disadari, dengan iuran yang dibayarkan telah membantu pengobatan saya sehingga saya bisa secara rutin menjalani cuci darah. Semoga program mulia ini dapat terus berlanjut karena dengan program ini Insya Allah akses memperoleh pelayanan Kesehatan menjadi lebih mudah dan terjamin," tutur Burhanuddin yang saat diwawancari tim Jamkesnews juga turut didampingi istrinya, Fitriah, Kamis (14/03) lalu.
Peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran - Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) ini mengaku rutin melaksanakan cuci darah 2 kali seminggu sejak beberapa tahun lalu.
"Tak terhitung berapa biaya yang sudah dlikeluarkan untuk pengobatan saya selama ini. Kami dengar biaya untuk cuci darah sekalinya bisa mencapai 1 juta, dan saya sudah menjalaninya bertahun-tahun. kami benar-benar sangat bergantung sama kartu (KIS) ini. Kalau tidak dijamin JKN-KIS, mungkin sudah lama saya tidak berobat karena tidak memiliki uang untuk cuci darah secara rutin. Saya berharap program ini selalu ada, karena manfaatnya sudah banyak dirasakan masyarakat seperti kami. Orang-orang jadi tidak lagi takut berobat kapan pun perlu, tentunya hal ini bagus juga buat pemerintah yang memang tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," tutup Burhanuddin (hf/kn)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H