Lihat ke Halaman Asli

BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Gagal Ginjal di Usia Muda, JKN-KIS Bangkitkan Semangat Hidup Juliana

Diperbarui: 15 Maret 2019   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Medan (14/03/2019) - Ada banyak masyarakat yang menggantungkan biaya pengobatannya pada Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Hal ini terlihat dari data pemanfaatan pelayanan kesehatan yang terus meningkat sejak BPJS Kesehatan resmi beroperasi pada tahun 2014.

 Salah satu peserta yang juga merasakan manfaat kehadiran Program JKN-KIS ini adalah Juliana (25). Siapa sangka jika perempuan yang masih belia ini menderita gagal ginjal. Cuci darah merupakan kegiatan rutin yang ia lakukan sebagai penderita gagal ginjal sejak divonis pada tahun 2013 silam.

 "Pertama kali saya divonis untuk cuci darah adalah waktu saya masih kuliah semester enam, tepatnya bulan Mei 2013. Awalnya badan saya bengkak dan lemas. Saya pun langsung diperiksa di rumah sakit. Di sana baru ketahuan ternyata saya mengalami gagal ginjal," tutur Juliana, Rabu (27/02).

 Baru sempat tiga kali cuci darah, ia memutuskan untuk berhenti karena memikirkan biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tuanya. Bahkan ia sempat tiga bulan tidak melakukan prosedur cuci darah sampai akhirnya tubuh Juliana benar-benar drop.

 "Terpaksa kembali saya melakukan cuci darah. Selama setahun cuci darah, biaya yang sudah dikeluarkan keluarga saya mungkin sudah mencapai 250 juta rupiah. Rasanya ingin menangis setiap hari, tidak tega sama orang tua," kenangnya sedih.

 Ketika JKN-KIS hadir pada tahun 2014, Juliana merasa sebersit harapan baru muncul di hadapannya. Ia pun segera mendaftarkan diri menjadi peserta JKN-KIS. Kini, tak terhitung sudah berapa kali ia menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk menjalani setiap cuci darah yang sudah berlangsung kurang lebih lima tahun ini.

 "Entahlah, kalau tidak ada Program JKN-KIS ini harus berapa banyak lagi uang yang harus dikeluarkan untuk cuci darah. Apalagi setahun belakangan ini saya sudah disuruh untuk tiga kali seminggu cuci darah. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Program JKN-KIS ini," ungkap Juliana.

 Juliana yang sempat merasakan sebagai pasien umum mengaku tidak pernah mendapat pelayanan yang berbeda semenjak ia menjadi peserta JKN-KIS. Juliana berharap, masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-KIS bisa segera mendaftarkan diri dan keluarganya selagi sehat.

 "Jika jatuh sakit, tidak perlu risau memikirkan biaya. Mungkin untuk berobat sekali dua kali dengan uang sendiri, masih mampu. Tapi kalau harus dilakukan seumur hidup seperti cuci darah yang saya alami, pasti ada titik dimana kita tidak mampu lagi menanggung biayanya. Oleh karena itu, sebaiknya kita mendaftar JKN-KIS mumpung masih sehat," sarannya. (hf/ra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline