Cikarang, 16/06/2018 - Mari berkenalan dengan salah satu wanita tangguh ini. Di usianya yang masih tergolong muda, 27 tahun, Ia sudah harus menjalani proses cuci darah (hemodialisa) seminggu dua kali karena penyakit lupus yang dideritanya. Wanita ini adalah Euis.
Euis sudah lebih dari satu setengah Tahun lalu harus rutin menjalani cuci darah seminggu dua kali. Di awal masa pengobatannya, Euis menggunakan biaya sendiri untuk proses hemodialisanya yang menguras dana 800 ribu -- 1,2 juta rupiah untuk sekali prosesnya. Dana tersebut terbilang sangat besar, terlebih hemodialisa harus terus menerus dilakukan dan dalam jangka waktu yang lama.
"Awalnya saya menggunakan biaya sendiri untuk setiap kali pengobatan saya, karena di mindset saya, pakai kartu JKN-KIS itu susah dan bakal dianaktirikan dalam mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit. Saya khawatir bukannya saya menjadi sehat, malah saya semakin sakit" Ujar Euis
Karena biaya yang terus membengkak dan Euis semakin tidak mampu untuk membayarnya, Euis akhirnya mendaftarkan diri ke program JKN-KIS dengan memilih kelas 2. Ternyata manfaat dan kemudahan pun langsung dirasakan oleh Euis.
"Alhamdulillah, kabar negatif yang saya dengar selama ini tentang pelayanan JKN-KIS yang tidak saya alami. Prosedur JKN-KIS yang saya rasakan tidak bertele-tele sama sekali. Kalau masalah mengantri, ya wajar saja, karena banyak juga peserta lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan dari program JKN-KIS. Waktu tunggu yang harus saya jalani sebanding dengan manfaat yang sangat saya rasakan. Saya tidak perlu cemas lagi dengan biaya hemodialisa, dan saya bisa fokus untuk menjaga kesehatan saya." tutur Euis.
Selama pengobatan yang sudah Euis jalani, Euis tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pengobatan, karena baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ataupun di Rumah Sakit, tidak ada iuran biaya sama sekali, asal peserta mengikuti prosedur dan ketentuan sesuai hak kelas rawatnya.
"Saya menyesal, seharusnya sejak awal saja saya mendaftar di program JKN-KIS. Saya paham iuran dari peserta yang sehatlah yang menolong saya saat ini. Dari jutaan biaya yang dikeluarkan untuk hemodialisa saya, biayanya pengobatan saya dibayarkan oleh peserta yang sehat. Oleh karena itu jangan pernah merasa rugi ketika harus terus membayar iuran JKN-KIS tapi tidak pernah menggunakan JKN-KIS ini karena itu artinya kan sehat. Jika ada yang ingin bertukar tempat dengan saya, saya rela, lebih baik saya terus membayar iuran JKN-KIS ini daripada saya, karena sakit, harus dibayari oleh yang sehat." Tutup Euis. (HK/nf)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H