Lihat ke Halaman Asli

shainaaney

International Relations Student

F40: FPCI UMY Adakan Konferensi Internal Dalam Rangka Mengupas Ancaman Krisis Pangan Indonesia Sebagai Negara Agraris

Diperbarui: 3 November 2024   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Peserta F40/Whimsichat Vol. 2 FPCI UMY/Dok FPCI Chapter UMY

Yogyakarta, 11 Oktober 2024 – FPCI Chapter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sukses menyelenggarakan acara WhimsiChat Vol. 2 dengan tema "Indonesia an Agrarian Country with Food Crisis." Acara yang berlangsung di Café 1912 UMY ini menghadirkan Forum Group Discussion (FGD) eksklusif bagi para anggota FPCI UMY. WhimsiChat Vol. 2 bertujuan memperdalam pemahaman peserta terhadap krisis pangan yang sedang dihadapi Indonesia, sebuah negara agraris dengan potensi besar namun terjebak dalam ancaman ketahanan pangan.

Mengapa Krisis Pangan di Negara Agraris?

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan lahan subur dan iklim tropis yang sangat mendukung sektor pertanian. Namun, seiring meningkatnya jumlah penduduk dan proses urbanisasi yang pesat, negara ini dihadapkan pada tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Diskusi ini membedah faktor-faktor penyebab krisis pangan di Indonesia, termasuk perubahan iklim, ketergantungan pada impor pangan, dan kurangnya akses petani terhadap teknologi dan pasar yang adil.

Krisis pangan ini diperparah oleh kondisi yang kerap dialami para petani, seperti terbatasnya akses terhadap teknologi modern serta infrastruktur yang memadai untuk mendukung produksi yang optimal. Selain itu, bencana alam seperti banjir dan kekeringan turut memperburuk hasil pertanian, menghambat kemampuan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri secara mandiri.

Langkah Solutif untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Dalam diskusi, para peserta WhimsiChat Vol. 2 bersama-sama mengidentifikasi beberapa langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Di antara solusi yang diusulkan adalah meningkatkan infrastruktur pertanian, mendorong investasi dalam riset dan pengembangan, serta memperkuat sistem distribusi pangan yang berkeadilan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, serta masyarakat diperlukan untuk memajukan praktik pertanian berkelanjutan yang mampu mengatasi ancaman krisis ini.

Pentingnya kolaborasi ini ditegaskan oleh perwakilan Divisi Research dan Analysis FPCI UMY yang memfasilitasi diskusi. Mereka menyoroti kebutuhan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang adaptif dan inklusif, guna memanfaatkan potensi agraris Indonesia sebaik-baiknya dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Dengan langkah yang tepat, Indonesia diyakini dapat mengoptimalkan produksi pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Penyampaian Argumentasi dari masing-masing kelompok peserta F40/Whimsichat Vol. 2 FPCI UMY/Dok FPCI Chapter UMY

Keberlanjutan Diskusi melalui WhimsiChat

WhimsiChat Vol. 2 menjadi wadah strategis bagi anggota FPCI UMY untuk saling bertukar pikiran tentang isu-isu krusial yang memengaruhi ketahanan pangan di Indonesia. Program ini diharapkan mampu membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap persoalan pangan, sekaligus melatih mereka berpikir kritis serta solutif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline