Lihat ke Halaman Asli

shainaaney

International Relations Student

Sesi Studi Kasus dan Regulasi UMKM: Langkah Akhir Sekolah Srikandi Menuju Kemandirian Ekonomi

Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1: Tim Panitia PPKO BEM FISIPOL UMY foto bersama Peserta Sekolah Srikandi dan Mas Azhar (pemateri) di Graha Kalurahan Desa Kebonagung

Desa Kebonagung, 4 Oktober 2024 - Sekolah Srikandi PPK Ormawa BEM FISIPOL UMY resmi menutup rangkaian pelatihan dengan sesi terakhir bertajuk "Studi Kasus & Regulasi UMKM." Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pemberdayaan perempuan dan pengembangan usaha kecil di komunitas Desa Kebonagung. Sesi ini dipandu oleh Azhar Nashih Ulwan M.SC., seorang praktisi bisnis yang berpengalaman dalam bidang UMKM.

Pelatihan dibuka dengan pengisian kuisioner, yang sekaligus menjadi kuisioner terakhir dari rangkaian program Sekolah Srikandi. Dalam sesi ini, Azhar selaku pemateri berbagi kisah perjalanannya merintis usaha konveksi bernama "Arto". Sebelum masuk pada sesi pemaparan materi, Mas Azhar mengajak Ibu-Ibu Desa Kebonagung untuk melimpahkan ceritanya dan berbagi cerita terkait tantangan yang sering dihadapi Ibu-Ibu dalam menjalani usaha, seperti kendala modal, pemasaran, tempat usaha, hingga sulitnya menemukan produk yang laris di pasaran.

Mas Azhar juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam berwirausaha adalah memastikan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. "99% usaha gagal karena produk yang dijual tidak fit to the market," tegasnya. Ia memberikan contoh kesuksesan inisiatif usaha seperti Thai Tea, Ice Tea, Es Kepal Milo, dan Es Jumbo yang menjadi produk-produk yang booming di pasaran karena ide kreatif yang muncul dapat diterima oleh masyarakat karena pada saat yang bersamaan para pelaku usaha FnB sedang dihadapi krisis Inovasi akibat pandemi.

Untuk membantu para peserta memahami pentingnya riset dalam menentukan produk, pemateri menayangkan dua video inspiratif. Salah satu video menunjukkan teknik riset sederhana, seperti mengetuk pintu rumah warga untuk mengetahui kebutuhan mereka dan menyediakan gerobak khusus untuk menjual produk tersebut di wilayah yang relevan. Melalui contoh ini, peserta diharapkan dapat lebih memahami bahwa riset pasar adalah fondasi penting dalam menentukan kesuksesan produk.

Pemateri juga menekankan pentingnya tiga elemen dalam menjalankan bisnis: heartset, mindset, dan skillset, serta lima aspek kunci bisnis, yaitu price, promotion, place, product, dan people. Fokus utama terletak pada aspek produk dan people, di mana produk yang laris adalah yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, dan orang-orang yang terlibat dalam bisnis harus memiliki kemampuan dan semangat yang tepat.

Sesi pelatihan juga diisi dengan diskusi Kelompok yang berjalan selama kurang lebih 15 menit, para peserta diminta menuliskan lima aspek penting yang harus diperhatikan ketika memulai usaha. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan pencerahan baru bagi bagi para peserta Sekolah Srikandi untuk dapat menemukan masalah dan solusi dalam mengembangkan UMKM mereka di masa mendatang.

Program pelatihan Sekolah Srikandi ini menutup serangkaian kegiatan yang telah berlangsung selama beberapa bulan. Program ini diharapkan dapat menjadi bekal penting bagi para perempuan di Desa Kebonagung untuk terus maju, mengembangkan usaha, dan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi keluarga serta komunitas usaha Desa Prima di Desa Kebonagung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline