Di sebuah desa, tinggallah seorang duda yang hidup bersama seorang putranya yang bernama Temulawak. Istrinya meninggalkan mereka berdua karena sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Tidak lama kemudian seorang duda tersebut menikahi seorang janda yang memiliki seorang putra bernama Temuireng. Sejak kecil Temulawak selalu dibanggakan dengan ayahnya yang membuat Temuireng menjadi cemburu.
Setelah beranjak dewasa, kecemburuan Temuireng semakin besar terhadap Temulawak, apapun yang di dapat atau dilakukan Temulawak membuat dia merasa iri. Tidak lama kemudian sang ayah jatuh sakit dan meninggal dunia. Namun sebelum meninggal dunia, sang ayah mewariskan harta dengan adil kepada kedua putranya. Sayangnya, Temuireng tidak puas dengan bagian harta warisannya. Oleh karena itu Temuireng melakukan segala macam cara agar bisa mendapatkan bagian warisan yang lebih banyak dibandingkan Temulawak. Seperti membohongi bahwa Temuireng sangat membutuhkan harta yang lebih banyak untuk pengobatan ibunya yang sakit parah karena ditinggal oleh ayahnya dan pergi dari rumah ayahnya meninggalkan Temulawak. Akhirnya dengan kebaikan Temulawak bagian warisannya diberikan semua kepada Temuireng. Temuireng beserta ibunya pergi dari rumah dan meninggalkan Temulawak sendirian.
Sekarang Temulawak tidak mempunyai harta apapun. Kemudian pada malam hari, Temulawak bermimpi bertemu dengan sang ayah. Dalam mimpi tersebut sang ayah berpesan kepada Temulawak bahwa ayahnya masih memiliki harta warisan tersembunyi dan menyuruh untuk mengambil ikan yang ada di gunung dekat rumahnya. Akhirnya Temulawak mengikuti pesan ayahnya untuk pergi ke gunung mencari ikan. Sesampainya di gunung, Temulawak terus mencari-cari ikan di gunung, namun nihil, Temulawak tidak dapat menemukannya. Pulanglah Temulawak dengan tangan kosong.
Malam harinya lagi, Temulawak bermimpi ayahnya lagi dan berpesan bahwa ikan tersebut ada di atas gunung di bawah lumpur-lumpur. Temulawak pun pergi ke gunung lagi untuk mencari ikan yang sudah dikatakan oleh ayahnya di dalam mimpi. Akhirnya Temulawak menemukan ikan tersebut, ternyata terdapat dua ekor ikan besar dan dibawa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Temulawak tiba-tiba merasa lapar dan ingin memasak ikan tersebut. Saat membersihkan dan membelahnya, Temulawak menemukan intan permata yang indah di dalam perut ikan. Dengan penuh keraguan Temulawak berpikir apakah intan permata ini bernilai atau tidak. Untuk menjawab keraguannya, Temulawak membawa intan permata tersebut ke toko emas dan menanyakan kepada pemilik toko tersebut apakah permata ini bernilai tinggi atau tidak. Ternyata permata tersebut sangat bernilai tinggi dan hanya seorang Raja yang dapat membeli permata tersebut. Temulawak sangat terkejut karena betapa berharganya permata tersebut.
Temulawak pun mencoba pergi ke istana Sang Raja untuk memperlihatkan permata tersebut. Sesampainya di istana Raja, Temulawak disambut oleh prajurit istana dan memberitahu tujuannya ke istana. Sang Raja akhirnya menemui Temulawak dan betapa terkejutnya melihat permata yang dibawa oleh Temulawak. Ternyata permata tersebut permata yang selama ini Sang Raja cari. Kemudian Sang Raja memberikan tawaran kepada Temulawak, jika Temulawak memberikan permata tersebut maka Raja akan memberikan 15 karung emas, namun Sang Raja berkata bahwa permata tersebut memiliki pasangan, jika Temulawak bisa menemukan pasangan tersebut maka Raja akan memberikan 30 karung emas. Seingat Temulawak, masih ada satu ekor ikan di rumahnya dan mengatakan kepada Sang Raja akan kembali lagi besok ke istana dengan membawa pasangan permata tersebut.
Sesampainya di rumah Temulawak segera bergegas mengambil satu ekor ikan yang belum ia belah dan mencari permata tersebut di dalamnya. Ternyata Temulawak menemukan permata lagi di dalam perut ikan dan segera pergi ke istana Raja. Sesampainya di istana, Temulawak segera memberikan dua permata tersebut kepada Sang Raja. Sesuai tawaran Sang Raja, Temulawak menerima 30 karung emas dan membawanya pulang ke rumah. Mulai sejak itu Temulawak menjadi seorang yang sangat kaya raya dan bisa membantu warga desa yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H