Lihat ke Halaman Asli

Era Digital, Sebuah Tantangan dalam Literasi Media

Diperbarui: 3 Juli 2023   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

         Internet adalah produk peradaban yang seharusnya digunakan manusia untuk kegiatan yang beradab. Namun pada kenyataannya, internet tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga dampak negatif. Dampak positif timbul apabila internet digunakan untuk sarana pembelajaran, inovasi, memberikan inspirasi dan alat marketing. Sedangkan dampak negatif apabila internet digunakan sebagai alat propaganda negatif, intimidasi, sarana memecah belah SARA bahkan terorisme dan perdagangan narkoba. Dampak ini terkait dengan penggunaan dan tujuannya. Di era digital saat ini, jumlah informasi yang diterima setiap orang di perangkat yang mereka gunakan semakin berkembang dan tidak terkendali. Kemudian kemampuan seseorang untuk memilih dan memilah informasi menjadi penting. Karena meningkatnya tantangan teknologi informasi dan gaya komunikasi baru, ini adalah masalah yang mendesak.

        Media massa merupakan sarana komunikasi yang banyak digunakan untuk menyebarkan berbagai informasi, baik itu berita, pendidikan maupun hiburan. Karena misi mereka, media massa berfungsi untuk memberikan informasi, pendidikan, pembentukan opini dan hiburan. Literasi media berkembang karena memang fungsi media saat ini lebih dominan untuk hiburan dibandingkan ketiga fungsi lainnya. Di era digital yang terus berkembang, media dan teknologi digital memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Perubahan cepat dalam cara kita mengonsumsi, berbagi, dan berinteraksi dengan informasi telah menciptakan tantangan baru bagi literasi media. Sementara itu, literasi digital telah menjadi bagian integral dari pemahaman dan penggunaan media modern. Dalam konteks ini, literasi digital menjadi tantangan literasi media baru yang harus dipahami dan ditanggapi secara serius.

          Paparan berbagai media informasi menimbulkan kebingungan bagi kebanyakan orang tentang informasi mana yang bermanfaat dan mana yang tidak. Maka, dalam konteks fenomena ini, diperlukan pengetahuan tentang media sebagai modal, agar masyarakat dapat memilah dan menilai media secara tajam dan menyeluruh sehingga dapat menggunakan konten media tersebut sesuai kebutuhannya . Literasi digital mengacu pada kemampuan individu untuk menggunakan teknologi digital dengan baik, memahami informasi digital, dan berpartisipasi secara aktif dalam lingkungan digital. Ini melibatkan pemahaman tentang alat-alat digital, keterampilan teknis, keamanan online, evaluasi informasi, dan etika digital. Sementara itu, literasi media mencakup pemahaman, analisis, dan penggunaan media massa secara kritis. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana media bekerja, bahasa dan pesan media, pengaruh media terhadap masyarakat, serta kemampuan untuk memilih dan mengonsumsi konten media dengan bijak.

            Di era digital, yang ditandai dengan platform media sosial, berita online, dan sejumlah besar konten digital, literasi digital dan media menjadi lebih penting dari sebelumnya. Tantangan muncul dalam menangani informasi yang berlebihan, penyebaran informasi yang salah, hilangnya privasi dan perubahan konstan dalam model bisnis media. Literasi digital dan media yang kuat adalah kunci untuk memahami, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara tepat serta menjaga integritas dan akurasi dalam lingkungan digital yang kompleks.

      Literasi media secara konseptual adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Masyarakat sebagai konsumen media kehilangan sikap kritisnya terhadap konsumsi media, karena membaca koran, menonton TV, mendengarkan radio atau menggunakan internet adalah bagian dari rutinitas sehari-hari. Padahal, publik sebagai konsumen media berhak menentukan sendiri bagaimana media itu disajikan. Bagi khalayak sebagai konsumen media, memahami konteks, waktu dan pengemasan serta penyajian konten media merupakan bagian penting dari pendekatan kritis terhadap konten media. Ironisnya, sebagai konsumen media, masyarakat masih belum cukup pintar untuk memilih dan memilah konten media yang tepat.

       Masyarakat kita, terutama generasi muda membutuhkan perhatian, bimbingan dan pendampingan dari orang tua, pendidik juga pemerintah, karena mereka sangat rentan dalam memperoleh konten-konten atau informasi negatif terutama dari media sosial, yang akan berpengaruh pada cara berperilaku mereka. Hal ini menjadikan literasi digital semakin dibutuhkan sebagai salah satu program utama untuk memberikan edukasi dan juga advokasi bagi para pengguna internet, khususnya pengguna media sosial

      Mengolah berbagai informasi, mampu menginterpretasikan pesan dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain adalah keterampilan digital yang berbeda. Proses berkreasi, berkolaborasi dan berkomunikasi berdasarkan etika dan memahami kapan dan bagaimana menggunakan teknologi secara efektif adalah literasi digital yang dibutuhkan saat ini. Pelatihan literasi digital harus melibatkan semua lapisan pemangku kepentingan mulai dari orang tua, guru/pendidik, lembaga pendidikan dan pemerintah dengan memberikan pedoman, tuntunan dan tuntunan untuk menciptakan tatanan sosial yang menganut cara berpikir dan cara pandang yang kritis dan kreatif. membangun kehidupan sosial dan masyarakat.

     McLuhan dalam Littlejohn (2009) menyatakan bahwa kemunculan informasi instan berawal dari tersedianya internet. Revolusi bidang media elektronik terjadi akibat adanya perubahan media informasi yang biasanya didapatkan dari siaran menjadi dalam bentuk jaringan media elektronik. Penelitian media baru mulai bermunculan tentang globalisasi dan konvergensi media, internet menjadi alternatif media dalam menyajikan informasi tanpa adanya kendala teknis dari model siaran. McLuhan juga menambahkan pada era media baru berkembang juga studi internet dan cyberstudies yang menggeserkan perhatian khalayak pada media digital yang menandai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang baru

     Dengan digitalisasi, internet menjadi sumber informasi terpenting yang secara digital dapat menghubungkan semua media mulai dari surat kabar, tabloid hingga radio, televisi, telepon, dan komputer. Jenkins mencatat dalam Littlejohn (2009) bahwa pengguna media lama lebih terisolasi, sedangkan pengguna media baru lebih terhubung secara sosial karena mereka dapat berinteraksi dengan mengunggah konten mereka sendiri dan memilih berbagai informasi yang tersedia, sehingga interoperabilitas media baru memungkinkan. partisipasi pengguna yang lebih aktif.

     Dalam komunikasi digital, pengguna memiliki identitas online, sehingga pengguna dapat mengendalikan seberapa banyak ia akan mengungkapkan identitasnya, apakah banyak, sedikit atau tidak sama sekali ke hadapan publiknya di dunia maya, maka pengguna pada umumnya jadi merasa lebih nyaman untuk berekspresi di dunia maya

      Sejarah literasi media sudah berlangsung sejak lama, tepatnya di mulai pada tahun 1964. Sejarah literasi media mulai berjalan ketika UNESCO mengembangkan sebuah model program pendidikan media, dimana program tersebut  di terapkan di seluruh dunia Hobbs: 1999 dalam Lutviah; 2010). Sejak saat itulah dunia muali menaruh perhatian pada literasi media. Di Indonesia sendiri, kegiatan literasi media sudah dikenal sejak tahun 2000-an seiring dengan bermunculannya dampak media massa kepada khalayak. Saat itu media massa menjadi bagian kehidupan yang akrab di kalangan masyarakat umumnya dan remaja khususnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline