Lihat ke Halaman Asli

Body Shaming

Diperbarui: 20 November 2020   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota, Kota Jakarta tepatnya, tinggalah seorang remaja, namanya Kania Salsabilla Alexandera, biasa dipanggil Kania atau Nia. Ia gadis remaja berumur 16 tahun, terlahir di keluarga yang bisa dibilang berkecukupan, kaya. Kania memang berhati baik, memiliki banyak teman.

Dia bersekolah di SMA Negeri Merah Putih, Jln. Anggrek no.79. Kania juga dikenal sebagai murid yang lumayan pintar di kelasnya. Setidaknya, prestasi yang ia raih, Kania pasti mendapat peringkat 10 besar.

Walaupun Kania memiliki banyak teman, ia selalu tidak bisa percaya diri terhadap kekurangannya karena ia memiliki wajah yang menurutnya kurang sempurna. Mukanya berjerawat. Banyak sekali yang mengejeknya karena jerawatnya. Kadang, membuatnya merasa " insecure " atau bisa dibilang kehilangan percaya diri.

Padahal, teman- temannya selalu bilang kepadanya " Kan, jerawat itu bisa hilang, apapun kata mereka, diemin aja, lagian mereka juga belum tentu sempurna, yang sempurna itu Cuma Allah, kamu itu cantik, banyak juga kan yang bilang kamu cantik, bersyukur.". Kania hanya tersenyum menurutnya, teman- temannya bilang seperti itu hanya agar menenangkan hati Kania saja.

Hari Senin pun tiba, seperti biasa, upacara. Pagi itu, terasa sangat panas karena matahari yang menyengat. Padahal, cahaya matahari pagi itu sehat, tapi, Kania tetap menghindarinya. Ia hanya menunduk. " Duh kalo kepanasan gini, pasti muka aku nanti berminyak, terus item, tambah jerawatan  lagi gimana dong. " katanya dalam hati.

Selesai upacara, sesampainya di kelas, ia langsung menghidupkan AC dan duduk di bangku paling depan, itu juga karena AC nya dekat dengan tempat duduk Kania. Kemudian, ada salah satu temannya " Woi, Vinka glowing banget tuh, udah putih, mukanya bersih, enak banget dipandang, sini duduk belakangku aja. " Ucap Aska. Aska memang terkenal sering mengejek fisik orang. Yang cantik dipuji, dan yang menurutnya tidak cantik, ya di maki.

Kania semakin kesal, dia hanya duduk menikmati hembusan angin dari AC sambil kipas- kipas mukanya menggunakan buku. Aska pun langsung menghampirinya. " Halo Kaniaa. " Dalam hati kania, ia tau bahwa pasti Aska akan mengeluarkan kata- kata yang menyakitkan. "Kenapa? " Jawab Kania.

" Panas ya? sini aku bantu kipasin, biar mukanya cepet putih, jerawatnya ilang, ikut terbang soalnya.. ha.. ha..ha.. " Ucap Aska sambil tertawa. " Kalo cuma mau ngatain fisik doang, mending pergi deh, lagi mager soalnya nih." Jawab Kania. Ia tetap berusaha menanggapinya dengan santai, walaupun hatinya dalam hati, ia menangis.

Kelaspun dimulai, jam pelajaran, mapel demi mapel Kania lewati dengan hati yang sakit, dan wajah yang murung. Itu membuat konsentrasinya buyar. Sampai jam istirahat, Kania diajak pergi ke kantin untuk makan siang bersama dengan sahabatnya, yaitu Oca. " Kan yuk ngantin, aku traktir deh!" Serunya.

Kania menjawab " Duluan aja Ca, aku lagi pengen di kelas. "
" Udah ayo, itu Dewa, Randin, sama Cassie udah nungguin di depan kelas, yuk ah gasss ga pake lama!" Ucap Oca sambil menarik tangan Kania.

Sesampainya di kantin, Kania tetap saja ia kelihatan sedih, dia hanya menunjukkan senyumnya sedikit ketika Randin melakukan sesuatu yang lucu. Padahal teman- temannya tertawa terbahak-bahak sampai Oca tersedak batagor. Oca yang mendengar perkataan Aska di kelas tadi, ia tahu, pasti perkataan itu menyakiti hatinya. " Kania, kamu baik- baik aja? " Tanya Oca dan Cassie.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline