Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Peduli Sampah

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419440267677675166

Internet sudah bukan merupakan barang mewah. Internet dapat diakses oleh siapa saja. Tua muda, yang di desa juga di kota. Tidak juga hanya yang berpendidikan tinggi dan mapan, tapi internet sudah menjangkau semua kalangan. Internet juga ibarat pisau tajam. Jika berada di tangan yang tepat, maka akses internet akan memberikan manfaat. Namun jika disalahgunakan, bukan tak mungkin akan memberikan efek domino yang negatif. Maka dari itu, bijak- bijaklah dalam menggunakan internet. Akses seluas luasnya informasi untuk menambah pengetahuan kita. Sedapatnya pula, internet yang kita gunakan juga lebih bagus lagi jika memberi manfaat bagi orang lain.

Gadget juga semakin berkembang. Semakin canggih dan mudah didapat. Istilah smartphone sudah tidak asing lagi bukan? Internet dan smartphone kini juga tak bisa dipisahkan. Internet dapat diakses melalui smartphone. Namun bagaimanakah cara berselancar di dunia maya (baca:internet) agar tidak memotong pulsa terlalu banyak? Tentu saja dengan berlangganan paket internet. Tinggal beli pulsa, daftar paket internet yang dibutuhkan, dan.. voila kita dapat mengakses internet tanpa khawatir terpotong banyak pulsa.

Kalau misal dapat paket internet gratis bagaimana? :)

Pastinya tak kan tertolak dong. Bisa dapat paket internet free itu sesuatu yang patut disyukuri. Namun tak hanya berhenti pada bentuk kesyukuran semata, namun juga kita harus bisa membuatnya berarti. Lalu hal berarti apakah yang akan saya lakukan itu?

Saya tinggal di provinsi Yogyakarta, tepatnya di kabupaten Bantul (Yogyakarta bagian selatan). Di bagian paling timur Bantul, ada satu lokasi yang digunakan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Tak hanya sampah dari kawasan Bantul saja, tetapi juga dari beberapa lokasi di provinsi Yogyakarta. Sampah- sampah tersebut dikumpulkan dan diangkut oleh truk sampah. Truk- truk itulah yang membawa sampah sampai tempat paling hilir, yakni TPA Piyungan.

Beginilah penampakan dari TPA Piyungan tersebut:

[caption id="attachment_361656" align="aligncenter" width="640" caption="Sampah di TPA Piyungan"][/caption]

Jadi, dengan paket internet gratis yang saya dapatkan, saya akan bersama- sama membangun komunitas yang nantinya concern di bidang lingkungan, tepatnya berkaitan dengan sampah. Komunitas yang ingin saya bangun dimulai dari teman- teman satu desa, lalu satu kabupaten Bantul, dan selanjutnya satu provinsi. Dalam merekrut orang- orang (terutama generasi muda) untuk bergabung dengan komunitas, saya membutuhkan media pengiklan yang mudah diakses banyak orang. Sekarang siapa yang tak kenal dan tak menggunakan facebook/ twitter? Minimal facebook deh, banyak lho yang sudah punya akun facebook. Terutama anak- anak muda.

Kemudian setelah perekrutan selesai, untuk berkomunikasi dengan teman- teman satu komunitas, saya membutuhkan media sosial semacam whatsapp, bbm, atau line. Untuk berkomunikasi dengan teman satu komunitas yang notabene tak sedikit, saya rasa, sekarang kurang efektif jika hanya mengandalkan sms. Dengan menggunakan fitur media sosial  WA/BBM/line, maka komunikasi akan terus berjalan dengan cepat.

Tak hanya berhenti sampai membangun komunitas, saya dan teman- teman akan bersama- sama mengedukasi warga lainnya untuk lebih peduli pada lingkungan. Semisal seperti apakah programnya?

1. Sampah harus dibuang pada tempatnya dan di wadah yang tepat. Mulai kini, yuuk pisahkan mana sampai yang organik (dapat terurai dalam tanah) dan non organik (seperti kertas, bungkus- bungkus, dsb). Dengan memilah, kita turut membantu petugas kebersihan agar tak sulit untuk memilah- milah kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline