Lihat ke Halaman Asli

Ineke Novianty Sinaga

Public Relation

Seni Mengkritik dan Dikritik

Diperbarui: 5 September 2019   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah Anda merasakan pahitnya dikritik? Seperti merasa sedih, jengkel, dan dendam. Banyak dari kita yang sulit merespon  baik kritikan konstruktif maupun destruktif. Kerap kali kita bereaksi berlebihan terhadap kritik maupun pada  orang yang mengkritik walaupun telah disertai fakta yang autentik.

Jika Anda dikritik, selalu ingat, tidak semua yang kita lakukan akan mendapatkan pujian. Beberapa orang mungkin lebih tertarik mengkritik dan menyerang ketimbang memberi pujian. Padahal, pujian lebih mudah kita terima daripada kritikan. 

Apalagi, hidup tidak akan lepas dari kesalahan atau kelemahan yang bisa menuai kritik dari siapa saja. Untuk itu, mulailah melihat kekurangan sendiri daripada kekurangan orang lain. Dengan demikian, Anda tidak mudah merasa tertolak atau sakit hati.

Sebaliknya, bagaimana ketika kita berada pada posisi sebagai pengkritik? Apakah kita berfokus pada kesalahan atau karena alasan subyektif, seperti tidak menyukai pribadi orang tersebut, sakit hati, atau ingin memanfaatkan kondisi untuk merendahkan sebagai bentuk pemuasan ego.

Bagaimana reaksi kita selanjutnya jika kritikan kita tidak diterima dengan baik oleh orang lain? Biasanya kita menjadi marah dan suasana menjadi keruh jika kritikan kita tidak mendapat tanggapan yang diharapkan.  

Untuk menghindari emosi negatif ini, selalu ingat bahwa kita tidak selalu bisa mempengaruhi pandangan orang lain. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah mengontrol cara kita bereaksi dan menanggapi orang lain.

Menangani kritik Ada Seninya
Di saat tertentu mungkin kita akan menerima kritik dan sebaliknya, bisa saja berada pada posisi yang mengkritik. Mengkritik dan dikritik akan menjadi hal yang sering terjadi terutama jika kita berada dalam komunitas besar, berada dalam suatu project, atau di dunia pekerjaan. Namun, bukan berarti kita bisa berlaku seenaknya. 

Sebelum mengkritik, sadari dulu motivasi kita, apakah murni memberikan masukan atau ingin menjatuhkan orang lain. Lalu, bagaimana cara menanggapi kritik? Cari tahu apakah kita terlalu berfokus pada diri sendiri atau terbiasa berpikir negatif hingga sulit menerima masukan orang lain.

Mengutip  kalimat Filsuf Yunani, Aristoteles, "Kritik adalah sesuatu yang dengan mudah dihindari yaitu dengan tidak melakukan apa-apa, tidak melakukan apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa". 

Mari kita belajar menerima dengan lapang dada bahwa selama kita melakukan sesuatu tentu akan ada berbagai reaksi seperti ketidakpuasan, ketidaksukaaan termasuk kemungkinan adanya kritik. Jika itu terjadi, termasuk jika kalimat yang Anda dengar terkesan merendahkan, anggaplah sebagai dorongan untuk menuntun Anda menjadi pribadi yang lebih baik.

Dengan mentolerir perkataan orang lain maka Anda tidak akan menderita dan terbawa arus negatif. Demikian juga jika Anda ingin mengkritik, gunakan kalimat yang baik, jangan merendahkan agar lawan bicara termotivasi untuk membangun dirinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline