Lihat ke Halaman Asli

Ine Harianto

Mahasiswa

Pentingnya Penguasaan Keterampilan Simpatik dalam Dunia Konseling

Diperbarui: 3 Agustus 2024   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Ada banyak keterampilan yang harus kita kuasai dalam dunia konseling salah satunya adalah keterampilan empati, menurut prof.Dr. Mochamad Nursalim, M.SI. keterampilan empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Empati juga dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk menempatkan diri dalam keadaan orang lain, beliau juga menyampaikan bahwa bentuk dari keterampilan empati ada dua yaitu verbal dan non verbal.
A. VERBAL
Empati verbal ditunjukan melalui ungkapan konselor menggunakan kata-kata. Contoh "Saya mengerti perasaan anda" atau "Saya dapat memahami kesedihan anda".
B. NONVERBAL
Empati nonverbal ditunjukan melalui dengan Bahasa tubuh yang mewakili perilaku attending konselor. Seperti: Konselor memberi ungkapan empati dengan menyentuh Pundak konseli.


     Banyak sumber yang membahas tentang pentingnya keterampilan empati berikut  dikutip dari journal.universitaspahlawan.ac.id
Empati berbeda dengan simpati, simpati bisa dikatakan sebagai perasaan peduli terhadap perasaan orang lain, tapi simpati tidak sedalam empati, kita belum dikatakan bisa merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain.

    Empati lebih powerful jika kita pernah mengalami kejadian yang sama, atau minimal orang yang terdekat dengan kita. Konselor yang mempunyai kualitas empati yang baik akan membuat klien merasa dimengerti, dipahami dan klien akan lebih terbuka menceritakan permasalahannya kepada konselor, sehingga klien betah untuk konseling dengan konselor tersebut dan bisa jadi klien akan memakai jasa konselor itu seterusnya. Mahsudi (2013) menjelaskan ada dua cara agar konselor pemula mampu menghadirkan empati terhadap orang lain:
1. Melatih Empati
 a. Menuliskan perasaan positif atau negatif.
 b. Mendengarkan curhatan.
 c. Membayangkan kejadian pada diri kita.
 d. Lakukan dengan nyata bahwa kita berempati.
2. Berhati-hatilah dalam ucapan dan perbuatan.
 a. Mulailah dari diri sendiri.
 b. Memberikan bantuan.


     Berdasarkan hal diatas dapat kita ketahui bahwa keterampilan simpati sangat penting untuk konselor, hendaknya mengembangkan kepribadian sesuai dengan karakteristik yang sesuai dengan profesi penolong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline