Lihat ke Halaman Asli

Akhyar

Pejuang Istiqomah

Kue Keranjang Masa Kini, Berubah Namun Tidak Meninggalkan Identitas

Diperbarui: 28 Januari 2022   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kue keranjang selalu menghiasi kemeriahan Imlek

Hari Imlek adalah perayaan tahun baru China yang dihitung berdasarkan kalender Tionghoa. Seperti yang kita ketahui, bahwa Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 1 Februari 2022 dengan shio Macan Air. Tahun baru Imlek umumnya dirayakan dengan meriah dan suka cita oleh kelompok masyarakat Tionghoa. Dalam perayaan tersebut, biasanya terdapat makanan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum, yaitu kue keranjang.

Kue yang memiliki nama asli Nian Gao (Nian berarti tahun, Gao berarti kue) ini adalah salah satu ikon perayaan hari imlek. Biasanya satu bulan menjelang imlek sudah banyak beredar di pasaran, mulai di swalayan, toko roti, bahkan marketplace. Tak heran, kue yang menjadi ikon perayaan hari Imlek ini bisa begitu familiar di masyarakat. Rasa yang manis, tekstur kenyal dan aroma yang harum adalah suatu alasan mengapa kue ini bisa diterima di lidah orang Indonesia.

Beberapa masyarakat menyebut makanan ini dengan nama dodol cina, karena teksturnya hampir sama dengan dodol pada umumnya. Namun, secara umum banyak yang menyebutnya kue keranjang, karena dalam proses pembuatannya kue ini dicetak menggunakan wadah yang berbentuk keranjang.

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan sebagai bahan utamanya, kemudian terdapat gula dan beberapa bahan lainnya sebagai tambahan. Cara pembuatannya juga terbilang mudah. Campur dan masaklah gula, daun pandan dan bahan tambahan lainnya sehingga berbentuk seperti pasta. Pasta gula tadi kemudian dicampur dengan tepung secara merata. Lalu di cetak kemudian di kukus. Sesaat setelah matang, kue ini memiliki tekstur yang kenyal. Namun setelah beberapa hari teksturnya akan mengeras.

Dalam keasliannya, kue ini memiliki rasa dan aroma yang legit dan khas. Namun seiring perkembangan jaman, kue ini memiliki beberapa varian rasa seperti strawberry, pandan dan coklat. Bahkan dalam pengemasannya pun juga mengalami perubahan. Mulanya kue keranjang dikemas menggunakan daun pisang. Namun lambat laun dibungkus menggunakan plastik yang katanya lebih efisien dan menarik.

Kue keranjang tempo dulu di bungkus menggunakan daun pisang

Bagi yang tidak memperhatikan aroma dan rasa di antara keduanya, maka akan menganggap sama. Namun jika diperhatikan, kue keranjang yang dibungkus daun pisang akan lebih enak aromanya. Dan pastilah harga yang dipatok lebih mahal dari kue keranjang yang dibungkus dengan plastik.

Sekarang ini banyak produsen kue keranjang yang membuat dengan bungkus plastik. Tetapi masih ada pula yang menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya, dapat kita jumpai khususnya di kampung pecinan. Tidak heran lagi, daun pisang yang mulai sulit ditemukan di area perkotaan saat ini membuat para produsen harus mencari ide baru yang menyesuaikan perkembangan zaman. Terlepas dari bungkus plastik atau daun pisang, tetap saja tujuan dan filosofi kue keranjang itu sama.  

Bicara mengenai penyajian, kue keranjang biasanya disajikan dengan beragai cara. Ada yang diolah dengan kelapa parut dan santan (menjadi seperti mendut), ada pula yang yang digoreng dengan balutan telur, dan tidak sedikit pula yang di makan begitu saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline