Menjadi seorang artis memang butuh pengorbanan. Waktu luang adalah barang langka yang hampir tidak dimiliki artis. Hampir setiap hari para artis sibuk syuting, pemotretan, rehearsal, gladi kotor, gladi resik, dan gladi-gladi yang lain. waktu luang untuk keluarga mungkin hanya satu hari dalam seminggu, bahkan tidak ada sama sekali. Untuk menyiasatinya, para artis dengan sengaja membawa keluarganya ke lokasi syuting.
Mungkin kamu ingat dengan sosok Donita. Perempuan yang kerap tampil di film pendek (FTV) ini hampir setiap hari ditemani oleh keluarganya, terutama yang wajib, sang mama. Bahkan, karena keseringan, donita akhirnya membeli sebuah rumah di Jakarta (keluarga Donita tinggal di Bandung). Selain Donita, ada juga Caesar, sosok pengisi acara YKS yang terkenal dengan goyangannya. Setiap hari, kedua orang tua Caesar menemaninya ke lokasi syuting. Untungnya Caesar tinggal di Jakarta sehingga tidak repot pulang ke rumah sehabis syuting. Bagi seorang artis, popularitas sangatlah penting untuk mempertahankan eksistensinya di dunia hiburan. Jika popularitas menurun akan mempengaruhi jumlah job yang akan didapat sang artis. Makanya, tak perlu heran jika artis akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan eksistensinya, mulai dari les vokal, les acting, olahraga di fitness center, minum obat-obatan impor, hingga perawatan mahal ke dokter kulit. Tapi, ternyata, itu semua nggak cukup lho untuk mempertahankan popularitas. Perlu ada Factor X! (bukan X-Factor ya…)
Faktor X adalah factor-faktor yang tidak terduga yang mampu membuat sang artis disukai oleh masyarakat luas. Factor X bukanlah bakat acting, bakat menyanyi, dan skil-skill lainnya. Yang termasuk Faktor X adalah kharismatik, kelucuan, keimutan, kedewasaan, keeleganan, dan factor-faktor kepribadian lainnya yang saya rasa bersifat subjektif. Kenapa subjektif? Karena meskipun setiap orang memilikinya, tapi akan tampak berbeda pada setiap orang.
Kamu pasti mengenal Agnes Monica? Mantan penyanyi cilik ini selain memiliki segudang prestasi bermusik, ia juga selalu menyisipkan sensasi dalam setiap karirnya. Apalagi kalau bukan sensasi Go International. Masyarakat, terutama fans, sengaja dibuat penasaran agar memiliki rasa empati terhadap agnes, sehingga timbul motivasi untuk mendukung apa yang dilakukannya. Ini adalah sensasi psikologis. Saya percaya dan yakin, Agnes Monica adalah penyanyi yang pintar mencitrakan dirinya sehingga masyarakat empati padanya. Kabar terbaru adalah video klip internasional “Coke Bottle”. Kamu tau kenapa Coke Bottle bisa ditonton lebih dari 1.000.000 pengunjung dalam waktu 5 hari saja? Ya, karena sensasi “nipple slip” yang dibuatnya. Bagi orang Indonesia mungkin terdengar aneh. Tapi beberapa artis luar negeri bahkan sengaja membuat sensasi berbau “pornoaksi” ini untuk mendongkrak popularitas, seperti Lady Gaga dan Nicki Minaj.
Setahun atau (kira-kira) dua tahun yang lalu, mungkin kamu pernah mendengar berita tentang “penulis yang membagi-bagikan uang dari atas helikopter”. Ya, dialah Tung Desem Waringin. Apa yang dia buat merupakan sensasi untuk mendongkrak popularitas. Kenapa Tum harus melakukan itu? Karena persaingan di industri menulis sangat ketat. Ribuan penulis berbakat berada di Jakarta. Oleh karena itu, dia harus memiliki keunikan yang mudah diingat masyarakat, yaitu membagi-bagikan uang dari atas helikopter.
Akhir tahun 2013 lalu, Indonesia juga melahirkan penulis baru. Namanya unik, Raffreds Northman. Yang pasti nama samaran. Pria ini menggandeng komunitas-komunitas blogger kalangan menengah untuk mengadakan acara seminar dan kumpul bareng. Lalu, apa yang dijual pria ini? Sampul buku. Raffreds mendisain sampul bukunya dengan hal-hal yang berbau “illuminati”. Belakangan ini, marak terdengar mengenai artis yang beraliran illuminati., termasuk Agnes Monica. Sepertinya, Raffreds memanfaatkan momen tersebut untuk menggambar icon segitiga, matahari, dan bumi, yang digambar sedemikian rupa untuk memberi rasa penasaran pada public. Alhasil, luar biasa. Penjualan bukunya terdongkrak hingga kabarnya mencapai 20.000 eksemplar.
Sensasi-sensasi lainnya yang tak kalah heboh adalah sensasi selingkuh para artis sinetron. Saya sendiri sebenarnya bingung dimana letak menjualnya sebuah sensasi selingkuh. Bukankah itu aib ya? Atau, bisa jadi dengan dikabarkan selingkuh, masyarakat akan menaruh simpatik pada korban selingkuh atau malah pelaku selingkuh? Sebut saja, Farhat Abbas, yang sengaja selingkuh dengan juru bicara pribadinya Regina. Usut punya usut, ternyata Regina adalah calon anggota legistalif. Ada juga kebalikannya, sensasi hubungan palsu. Adjie Pangestu contohnya. Rela berakting pacaran dengan Bella Sofie demi mengorbitkan perempuan cantik tersebut. Benar saja, Bella Sofie sekarang main di beberapa sinetron dan iklan komersial sekaligus.
Satu pertanyaan muncul. Andai saja mereka mereka ini berkarya tanpa menyelipkan “sensasi”, apakah karya mereka akan selaris sekarang? Silakan jawab sendiri…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H