Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Edukasi dan Kemiskinan Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Mental

Diperbarui: 25 Juli 2016   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan fisik yang lengkap, mental dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya karena tidak adanya kelemahan atau penyakit, tetapi mencakup semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi reproduksi dan proses reproduksi.

Data dari Unicef tahun 2013, masih terdapat banyak anak gadis atau lebih tepatnya anak-anak perempuan yang menikah sebelum mencapai umur 18 tahun. Prevalensi tersebut di tentukan berdasarkan pada prosentase perempuan berumur 20-24 tahun yang sudah menikah sebelum mereka berumur 18 tahun.

5-5794f0a3f396737822459e0b.jpg

Hampir sepertiga dari anak-anak perempuan yang menikah di bawah umur tersebut berasal dari Asia Selatan dan 1 dari 3 anak-anak perempuan tersebut berasal dari India.

grafis-child-brides-5794f0bec423bdd61a106f72.jpg

Bagaimana dengan di Indonesia ?

Ternyata di Indonesia masih banyak terjadi pernikahan usia dini. Provinsi di Indonesia dengan persentase perkawinan dini [usia 15-19 th] tertinggi adalah :

1. Kalimantan Tengah 52.1%

2. Jawa Barat 50.2%

3. Kalimantan Selatan 48.4%

4. Bangka Belitung 47.9%

5. Sulawesi Tengah 46.3%

Meskipun demikian, secara global, data dari Unicef pada tahun 2013  mengatakan bahwa di Indonesia, risiko terjadinya pernikahan sebelum umur 18 tahun sudah berkurang hampir separuhnya jika di bandingkan dengan 3 dekade yang lalu.

Di harapkan, pada tahun 2050, pernikahan usia dini [sebelum usia 18 tahun] di Indonesia dapat berkurang hingga mencapai 4% sehingga bisa menekan angka kepadatan penduduk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline